Berita Muratara

Tahun Ajaran Baru, Sekolah di Muratara Diputuskan Belajar Tatap Muka Terbatas

Seluruh SD dan SMP di Kabupaten Musi Rawas Utara akan menerapkan sistem belajar tatap muka terbatas pada tahun ajaran baru ini. 

Penulis: Rahmat Aizullah | Editor: Yohanes Tri Nugroho
TRIBUN SUMSEL/RAHMAT AIZULLAH
Pemeriksaan suhu tubuh terhadap siswa sebelum masuk gerbang sekolah di SMP Negeri 2 Muara Rupit, Kabupaten Musi Rawas Utara (Muratara). Seluruh SD dan SMP di Kabupaten Musi Rawas Utara akan menerapkan sistem belajar tatap muka terbatas pada tahun ajaran baru ini. 

Laporan Wartawan Tribunsumsel.com, Rahmat Aizullah 

TRIBUNSUMSEL.COM, MURATARA - Seluruh SD dan SMP di Kabupaten Musi Rawas Utara atau Muratara rencananya akan menerapkan sistem belajar tatap muka pada tahun ajaran baru ini. 

Mereka sebenarnya sudah siap 100 persen karena sebelumnya telah mencoba menerapkan belajar tatap muka dengan sistem ganjil genap.

Namun rencana itu dibatalkan setelah melihat perkembangan kasus positif Covid-19 di Kabupaten Musi Rawas Utara yang semakin meningkat meski tak terlalu tajam. 

Seluruh sekolah akan kembali menerapkan penyelenggaraan pembelajaran tatap muka (TMT) terbatas pada tahun pelajaran 2021-2022. 

Hal itu berdasarkan Surat Edaran (SE) Bupati Musi Rawas Utara Nomor 420/309/DISDIK yang diterima Tribunsumsel.com, Minggu (11/7/2021). 

Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Musi Rawas Utara, Sukamto mengatakan PMT terbatas ini dapat dikombinasikan dengan pembelajaran jarak jauh (PJJ). 

PMT terbatas tetap mempertimbangkan kesehatan dan keselamatan pendidik dan peserta didik menjadi prioritas. 

"Pembelajaran tatap muka terbatas ini seperti yang diterapkan sebelumnya, yakni sistem ganjil genap," ujar Sukamto.

Belajar tatap muka sistem ganjil genap yang dimaksud ialah siswa dengan nomor absen ganjil sekolah pada hari Senin, Rabu, dan Jumat. 

Sedangkan siswa dengan nomor absen genap sekolah pada hari Selasa, Kamis dan Sabtu.

Selain itu, dalam satu ruangan kelas maksimal diisi oleh 18 siswa dengan menerapkan protokol kesehatan secara ketat. 

"Namun apabila ada ditemukan dampak kesehatan dalam penerapan sistem belajar tatap muka terbatas ini, maka akan dihentikan," kata Sukamto. 

Sukamto menegaskan terus mendorong pendidik dan tenaga pendidikan untuk melakukan vaksinasi Covid-19 yang telah digratiskan pemerintah.

"Semoga angka positif Covid-19 di daerah kita bisa ditekan, semoga pandemi ini segera berlalu," harapnya.

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved