Berita Prabumulih
RS Bunda Prabumulih Tak Bisa Layani Pasien karena Ruangan Isolasi Full Pasien Covid, Pihak RS Pasrah
RS AR Bunda hanya menyiapkan sebanyak 38 ruangan isolasi dan 1 Instalasi Gawat Darurat (IGD) sehingga jika pasien bertambah maka tidak bisa dilayani.
Penulis: Edison |
TRIBUNSUMSEL.COM, PRABUMULIH - Sebanyak 38 ruangan isolasi Covid-19 di Rumah Sakit AR Bunda kota Prabumulih penuh pasien terkonfirmasi positif virus corona.
Hal itu diungkapkan Humas Rumah Sakit AR Bunda, Martini ketika diwawancarai, Minggu (11/7/2021).
"Apa yang diinformasikan di facebook itu benar, sebanyak 38 ruangan isolasi kita penuh pasien isolasi," ungkap Marini kepada Tribunsumsel.com.
Martini menuturkan, sesuai Surat Keputusan pihak RS AR Bunda hanya menyiapkan sebanyak 38 ruangan isolasi dan 1 Instalasi Gawat Darurat (IGD) sehingga jika pasien bertambah maka tidak bisa dilayani.
"Kita sesuai SK melayani itu, kalau lebih banyak pasien datang untuk mendapat perawatan sementara ruangan kita penuh maka akan diarahkan ke rumah sakit lainnya," jelasnya.
Lebih lanjut Martini mengungkapkan, tidak ada pasien yang dilakukan perawatan di luar seperti yang diinformasikan atau diperbincangkan masyarakat namun diduga pasien menunggu karena melihat ketersediaan ruangan sehingga diluar.
"Kalau dirawat di luar ruangan tidak ada, mungkin ketika memeriksa ketersediaan ruangan mereka menunggu di luar. Bisa juga karena persyaratan karena untuk dirawat juga harus ada syarat sesuai agar bisa di klaim. Kami tegaskan memang benar sebanyak 38 ruangan kita penuh pasien terkonfirmasi menjalani isolasi bukan 34 ruangan," tegasnya.
Martini mengakui, memang sejauh ini sebagian besar pasien yang menjalani perawatan di RS Bunda kebanyakan dari luar daerah seperti Pali dan Muaraenim.
Disinggung bagaimana ketersediaan oksigen dan obat, Martini mengaku untuk oksigen hingga saat ini aman dan tidak ada kendala namun untuk stok obat menipis.
"Untuk obat menipis, kita bahkan sempat mencari ke apotik namun untungnya masih dapat. Obat ini dari pusatnya tidak ada khususnya vaksin menipis, kita tidak tau apa persoalannya," tambahnya.
Saat ini kata Martini pihaknya kewalahan terlebih tenaga medis yang tidak banyak namun pasien yang terus silih berganti masuk.
"Kami pasrah dan kasian tenaga medis, makanya kami terus imbau masyarakat jalankan protokol kesehatan. Itu yang memberikan informasi ke facebook itu dokter karena dia pernah mengalami kena covid dan tidak mau itu terjadi kepada masyarakat," katanya. (eds)