Balita Dianiaya Ayah di Palembang

Kronologi Balita di Palembang Meninggal Diduga Dianiaya Ayah Sambung, Sering Menangis Dipukul

Hasil penyelidikan sementara, polisi mendapat keterangan baru bahwa ayah sambung D yang saat ini buron juga terlibat kasus lain

Penulis: Melisa Wulandari | Editor: Wawan Perdana
Pixabay/Rainer_Maiores
Ilustrasi balita : D berusia 3 tahun, meninggal dunia setelah sempat mendapat perawatan itensif di rumah sakit, Sabtu (3/7/2021). 

TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG-Reskrim Polrestabes Palembang masih mengejar JI, ayah sambung yang diduga menganiaya balita berinisial D di Palembang.

D berusia 3 tahun, meninggal dunia setelah sempat mendapat perawatan itensif di rumah sakit, Sabtu (3/7/2021).

Ibunda dari balita D telah membuat laporan ke polisi atas kasus penganiayaan ini.

Hasil penyelidikan sementara, polisi mendapat keterangan baru bahwa ayah sambung D yang saat ini buron juga terlibat kasus lain.

Laporan atas kasus lain itu masuk ke Polsek Sungsang Kabupaten Banyuasin.

Kasat Reskrim Polrestabes Palembang, Kompol Tri Wahyudi, Minggu (4/7/2021) mengatakan, kekerasan terhadap balita D sering tidak diketahui oleh ibu korban.

“Kekerasan terhadap balita D ini sering terjadi tanpa sepengetahuan ibunya, tiba-tiba nangis. Dan puncaknya saat ini, akhirnya ibunya membuat laporan terkait kejadian ini,” beber Tri.

Dari keterangan SA (28 tahun), ibu kandung dari balita D, penganiayaan yang sering dilakukan oleh ayah sambung korban berupa pukulan yang menyebabkan bahunya bergeser, tangan yang lebam.

Baca juga: Balita Korban Penganiayaan di Palembang Meninggal Dunia, Gendang Telinga Pecah dan Infeksi Tetanus

“Informasi dari ibunya sampai saat ini belum menerangkan penganiayaan terhadap balita D ini dengan alat atau tidak,” jelas Tri.

“Dan menurut keterangan dari ibunya, penganiayaan ini sering terjadi di rumahnya yang ada di Jalur, Banyuasin,” kata Tri.

Pihaknya tetap mengupayakan untuk mengamankan ayah sambungnya yang berinisial JI.

“Mudah-mudahan bisa kami amankan dan bisa mempertanggungjawabkan apa yang sudah dia lakukan,” kata Tri.

Berita sebelumnya, Balita D meninggal dunia di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Palembang BARI setelah sempat menjalani perawatan intensif selama enam hari.

“Kami mendapatkan kabar dari RSUD Bari terkait balita D (3) telah meninggal dunia, dari informasi dokter spesialis anak di sana menerangkan bahwa ada infeksi tetanus, infeksi telinga sebelah kiri, gendang telinga yang pecah dan patah tulang di bahu yang sudah sembuh namun membuat kepala anak tersebut miring,” jelas Tri, Sabtu (3/7/2021).

Tri mengatakan setelah kabar tersebut, pihaknya langsung mengurus jenazah balita D, dibawa ke rumah keluarganya di daerah Gandus, Palembang.

“Alhamdulllah, pada saat kami mengantar jenazah balita D ke rumahnya, ada ibunya di rumah datang dari Jalur, Banyuasin. Kemudian kami lakukan pemakaman untuk balita D dan ibunya sudah membuat laporan di Polrestabes Palembang. Sudah kami ambil keterangan juga,” bebernya.

Ibu dari balita D menerangkan kepada tim reskrim Polrestabes Palembang bahwa betul ayah sambungnya yang sudah menganiaya balita D.

“Ibunya bilang sering terjadi penyiksaan terhadap balita D. Gendang telinga balita D itu pecah karena dipukul dengan baskom. Kami juga sudah berkordinasi dengan polres Banyuasin untuk kejadian ini kami sebarkan juga agar segera menindaklanjuti,” katanya.

Tetangga Mengantar ke RSUD Bari

Kasus ini terungkap saat balita D ditemukan di Jalan Lettu Karim Kadir Gandus dalam kondisi lemas. Ada luka serius di leher dan badannya penuh luka lebam, Senin (28/6/2021).

Kasat Reskrim Polrestabes Palembang, Kompol Tri Wahyudi mengatakan pihaknya menduga telah terjadi penganiayaan terhadap balita D (3).

“Kami mencurigai mungkin telah terjadi penganiayaan terhadap balita tersebut. Kami juga sudah melihat langsung kondisi balita tersebut, kata dokter yang memeriksa di badan balita tersebut banyak luka lebam,” ujar Tri saat dibincangi di ruangannya, Selasa (29/6/2021).

Tri mengatakan balita D dibawa ke IGD RSUD Bari Palembang oleh tetangganya untuk berobat.

Bocah yang tinggal di Jalan Lettu Karim Kadir ini, awalnya diantar tetangganya ke IGD RSUD Bari Palembang. Bocah itu ditemukan dengan kondisi mengalami luka yang cukup serius di bagian leher dan beberapa luka lain di tubuhnya.

“Kondisi balita yang kami terima lemas dan adeknya ini mengalami kesulitan bicara. Kami juga sulit menanyakan penyebab awal adik ini dibawa ke IGD karena yang nganter bukan orangtuanya tapi tetangganya,” ujar dokter Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD Bari Palembang, dr Namira, Senin (28/6/2021).

Sementara itu, tetangga korban YR menjelaskan, dirinya dihubungi anak menantunya karena melihat kondisi D yang sudah lemas.

"Kejadian yang sebenarnya saya gak tahu, karena saya masih berada di pasar. Anak menantu saya menghubungi saya untuk segera pulang ke rumah, karena balita ini terlihat kesakitan,” ujar YR.

Ketika YR pulang ke rumah, korban memang sedang dalam kesakitan, hingga dia dan keluarganya memutuskan untuk membawanya pergi ke puskesmas terdekat

"Dari puskesmas, diarahkan langsung ke RSUD Bari Palembang. Memang kami mendapatinya dalam kondisi luka lebam seperti itu, tapi kami tidak tahu persis apa penyebabnya," ungkap YR.

Hingga saat ini petugas Reskrim Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polrestabes Palembang masih terus menyelidiki dugaan penyiksaan balita ini. 

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved