Berita Daerah
Pengakuan Miris Para Gadis ABG yang Terlibat Prostitusi Online, Dari Putus Sekolah Hingga Hamil
Pengakuan Miris Para Gadis ABG yang Terlibat Prostitusi Online, Dari Putus Sekolah Hingga Hamil
TRIBUNSUMSEL.COM - Kasus prostitusi masih kerap terjadi di Indonesia.
Bahkan kini, para pelaku yang terlibat prostitusi ini masih berusia muda.
Berbagai macam alasan diutarakan oleh para pelaku prostitusi untuk membenarkan perbuatannya.
Dua gadis ABG bersama 11 rekannya ditangkap karena dugaan terlibat prostitusi online.
D bersama rekan-rekan lainnya ditangkap tim UKL Sabhara Polres Banjarbaru yang dipimpin oleh Aipda Isman Riskadani kost di Sidomulyo 3 dan di jalan GT. Paring Banjarbaru, Minggu (20/6/2021) dinihari.
Saat berada di ruang Rumah Singgah berkarakter Dinas Sosial kota Banjarbaru terlihat gadis berinisial D (16) tampak uring-uringan.
Sebab dia hanya bisa rebahan sambil menonton televisi.
Apalagi, gadis bertubuh mungil itu tampat tidak sehat.
Ternyata, D sedang hamil tujuh bulan.
Namun, D sempat mengaku tidak terlibat prostitusi online.
Ia mengatakan sedang menemani suaminya minum minuman keras bersama rekan-rekannya berada di kos.
"Saya tidak jualan itu. Saya menemani suami saja," kata D.
Namun ucapan D dibantah rekannya berinisial L (17).
L mengaku bersama D sedang menunggu pelanggan yang memakai jasanya di kos itu.
"Menunggu pelanggan tapi keburu ditangkap," kata L.
L mengaku terjebak prostitus online ini karena kebutuhan hidup.
L rela putus sekolah padahal mengambil jalur pendidikan di sekolah agama tingkat SMP.
"Sudah berhenti sekolah MTs," kata perempuan dengan rambut pirang ini.
Mengenai tarif sekali kencan L mengaku tergantung paling tidak Rp 300 ribu.
"Tapi sekarang jarang juga (dapat palanggan) dua Minggu kadang sekali saja," tambah dia.
Untuk menggaet pelanggan hidung belang, L mengaku banyak memanfaatkan aplikasi media sosial.
Warga Bangkal Kecamatan Cempaka mengaku hingga kini masih merahasiakan pekerjaannya itu dari orangtua.
Atas perbuatannya ini, tim UKL Sabhara Polres Banjarbaru membawa mereka untuk dititipkan ke rumah singgah Berkarakter Dinas Sosial Kota Banjarbaru.
Kepala Dinas Sosial Rokhyat Riyadi menjelaskan pihaknya hanya menerima titipan untuk dilakukan pembinaan bimbingan Psikologi.
"Kami akan bekerjasama dengan Kemenag untuk mendatangkan ustadz untuk diberikan siraman rohani," kata dia.
Baca juga: Tukang Urut di Babat Toman MUBA Ditemukan Tewas, Leher Terjerat Tali Nilon
Baca juga: Usai Akad Nikah, Pengantin Baru di OKU Selatan Langsung Dapat 5 Dokumen Kependudukan
Peristiwa Lain
Gadis 17 Tahun Terlibat PSK karena Jadi Tulang Punggung Keluarga
Cerita gadis berusia 17 tahun yang mengaku menjadi tulang punggung keluarga dengan menjadikan dirinya sebagai Pekerja Seks Komersial (PSK).
Novi, bukan nama sebenarnya terjaring Satpol PP di sebuah hotel di kawasan Kecamatan Tangerang saat sedang malayani tamunya, Kamis (10/6/2021).
Saat diamakan Satpol PP Kota Tangerang, Novi terlihat santai.
Bahkan saat petugas hendak menelpon orangtuanya, Novi tak terlihat panik.
Novi mengatakan, ibunya sudah mengetahui profesinya menjadi wanita malam.
"Yasudah telepon saja enggak apa-apa kok. Mama tahu kok saya kerjaannya begini," kata Novi yang merupakan warga Kabupaten Tangerang.
Novi bercerita kepada petugas terpaksa menjajakan dirinya di hotel walau usianya masih 17 tahun.
Terhimpit ekonomi menjadi alasan utama Novi terjerumus ke bisnis lendir.
Terlebih orang tuanya juga sudah berpisah sejak lama.
"Orang tua sudah cerai, saya jadi tulang punggung keluarga gantiin ayah,"
"Bayar makan, listrik, sama kebutuhan lain," terang Novi.
Diceritakan Novi, hasil uang yang didapat dari menjajakan diri hampir seluruhnya dikirimkan untuk kebutuhan sehari-hari di rumah.
Ia mengaku hanya mengambil uang untuk makan dan jajan saja.
"Cuma ambil buat jajan sama makan aja, sisanya dikirim semua,"
"Boro untuk foya-foya," ujar Novi.
Disisi lain, Novi yang mengaku baru beberapa pekan menjalani profesi sebagai pekerja seks komersial tersebut lantaran terjebak dalam pergaulan bebas yang membuatnya kehilangan keperawanannya.
Berbeda dengan Novi, wanita lain yang juga ikut terjaring razia saat itu terlihat ketakutan.
Adalah Yuni, bukan nama sebenarnya merengek ke petugas agar tidak menghubungi orang tuanya.
Yuni mengaku terpaksa menjadi PSK melalui aplikasi kencan lantaran masalah perut.
Terlebih pasca dinyatakan lulus dari salah satu SMA swasta di Kota Tangerang tahun ini, dirinya belum juga mendapatkan pekerjaan untuk memenuhi kebutuhannya.
"Lagi kayak gini bagaimana saya mau cari kerja. Ijazah saja saya belum ada baru lulus tahun ini,"
"Pak maaf tolong jangan telepon orang tua saya, nanti mereka marah kalau tau," rengekan Yuni kepada petugas Satpol PP Kota Tangerang.
Dibawa ke Dinas Sosial
Sementara, Kabid Gakumda Satpol PP Kota Tangerang, Iwan Syarifudin membenarkan kalau kegiatan penegakan perda tentang larangan prostitusi di Kota Tangerang.
Jajarannya mengamankan dua wanita open BO disebuah hotel.
"Betul kami amankan dua orang terduga pelaku open BO yang diduga menyewa kamar untuk digunakan sebagai sarang prostitusi mereka," ungkap Iwan.
Kedua wanita itu dibawa ke Dinas Sosial Kota Tangerang untuk dilakukan pembinaan.
Besar harapan setelah dibina tidak akan tercebur lg ke dunia prostitusi online.
"Kita melakukan pembinaan dengan mengirim mereka ke dinas sosial. Jadi hanya teguran dulu," jelas Iwan.
Untuk hotel yang disinyalir digunakan untuk sarana prostitusi pihaknya akan melakukan penyegelan terhadap unit kamar tersebut.
"Sudah disegel ya, ada dua kamar yang terbukti digunakan sebagai sarana prostitusi. Masih dalam pemeriksaan," pungkasnya.
Artikel ini telah tayang di TribunJakarta.com dengan judul Miris Alasan 2 Gadis ABG Terlibat Prostitusi Online, Hamil 7 Bulan Hingga Putus Sekolah.