Penanganan Corona
BOR Isolasi Covid-19 Capai 93 persen, Sekolah di Tangerang Disiapkan Jadi Rumah Isolasi
Pemerintah Kota Tangerang berencana mengalihfungsikan sekolah menjadi rumah isolasi terkonsentrasi (RIT) khusus pasien Covid-19
TRIBUNSUMSEL.COM, TANGERANG-Kondisi rumah sakit kota-kota penyangga Jakarta mulai mengkhawatirkan. Kapasitas tempat tidur banyak yang penuh.
Di Tangerang misalnya, bed occupancy rate (BOR) tempat tidur ICU sudah mencapai 100 persen, sedangkan tempat tidur isolasi mencapai 93 persen
Kondisi yang mengkhawatirkan juga terjadi di Bogor, Depok, Tangerang Selatan dan Bekasi.
Mengatasi masalah ini, Pemerintah Kota Tangerang berencana mengalihfungsikan sekolah menjadi rumah isolasi terkonsentrasi (RIT) khusus pasien Covid-19.
Sekolah yang akan dialihfungsikan adalah SMPN 30 Tangerang.
"Kami sedang menyiapkan tambahan kasur di SMP 30, yang akan kami jadikan RIT, itu bisa tambah 150 kasur," ujar Wali Kota Tangerang Arief R Wismansyah, Senin.
Berikut rangkuman BOR dirangkum Kompas.com, Senin.
- Bogor (BOR tempat tidur isolasi 77,6 persen dan ICU 83 persen)
- Depok (BOR tempat tidur isolasi 86,3 persen dan ICU 93,36 persen)
- Tangerang Selatan (BOR tempat tidur isolasi 76 persen dan ICU 92 persen)
- Bekasi (BOR tempat tidur isolasi 86 persen dan ICU 66,8 persen)
Baca juga: Pasien Covid-19 di Jakarta Terlantar karena Tempat Tidur RS Terbatas, Antre Mendapat Perawatan
Pasien Terlantar
Kondisi memilukan dialami pasien Covid-19 di Jakarta Timur. Kapasitas tempat tidur ruang ICU terbatas sehingga pasien terlantar menunggu giliran dapat perawatan.
Pasien Covid-19 yang datang rata-rata gejala berat ini harus antre berdiri atau duduk di kursi roda karena tempat tidur penuh.
Fakta ini diungkapkan oleh Eva Sri Diana, dokter spesialis paru yang bertugas di RSUD Pasar Rebo dan RS Harapan Bunda Jakarta Timur.
Menurut Eva, antrean di Instalasi Gawat Darurat (IGD) makin panjang.
”Pasien yang datang umumnya sudah dengan hasil positif dan gejala berat setelah sebelumnya mencoba melakukan isolasi mandiri, tetapi mereka tidak semua terlayani karena tempat tidur dan tenaga kesehatan terbatas,” tuturnya, dilansir dari Kompas.com.
Hal itu diungkapkan Eva saat berbicara di konferensi pers daring yang diselenggarakan LaporCovid-19 dan Centre for Indonesia’s Strategic Development Initiatives (CISDI) Minggu (20/6/2021).
Lonjakan kasus Covid-19 di DKI Jakarta dan sekitarnya akhir-akhir ini telah membuat rumah sakit (RS) dan fasilitas kesehatan (faskes) kolaps sehingga tidak lagi mampu menampung pasien yang terus berjatuhan.