Harga Karet Sumsel
Update Harga Karet Sumsel Hari Ini Jumat 18 Juni 2021, Alami Kenaikan Tipis
Update Harga Karet Sumsel Hari Ini Jumat 18 Juni 2021. Harga karet diakhir pekan mengalami kenaikan tipis.
Penulis: Linda Trisnawati | Editor: Yohanes Tri Nugroho
Laporan Wartawan Tribunsumsel.com, Linda Trisnawati
TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Harga karet di Sumatera Selatan (Sumsel) untuk kadar karet kering (KKK) 100 persen hingga 40 persen pekan ini naik.
"Indikasi harga karet hari ini naik Rp 163 per kg dibandingkan indikasi karet hari, Kamis (17/6) untuk KKK 100 persen," kata Kabid Pengolahan dan Pemasaran Hasil Dinas Perkebunan Provinsi Sumsel Rudi Arpian MSi, Jumat (18/6/2021).
Berdasarkan data Singapore Commodity yang diolah Dinas Perdagangan Provinsi Sumsel bersama Gabungan Pengusaha Karet Indonesia (Gapkindo) Sumsel, harga karet KKK 100 persen pada 17 Juni 2021 Rp 19.425 per kg.
Sedangkan harga karet hari ini, Jumat (18/6/2021) untuk KKK 100 persennya di harga Rp 19.590 per kg, artinya ada kenaikan Rp 165 per kg dibandingkan harga hari Kamis.
Baca juga: Pedagang di Muratara Keberatan Jika Sembako Kena Pajak, Khawatir Harga Naik Pembeli Makin Sepi
Lalu untuk KKK 70 persen hari ini, diharga 13.713 per kg, KKK 60 persen diharga Rp 11.754 per kg, KKK 50 persen diharga Rp 9.795 per kg, dan KKK 40 persen diharga Rp 7.836 per kg.
Menurut Rudi, dibulan Juni diprediksi produksi karet alam global pada Juni 2021 akan meningkat 15,8 persen dibandingkan Mei 2021. Hal ini berdasarkan data statistik Association of Natural Rubber Producing Countries (ANRPC).
"Walaupun ada issue kenaikan produksi, namun pengaruh negara eksportir besar seperti Vietnam, Malaysia, Thailand yang tersandung peningkatan Covid-19 ini akan menghambat penurunan harga karet," ungkapnya.
Lebih lanjut ia mengatakan, diprediksi harga karet akan naik kembali seiring dengan pemberlakuan lockdown di beberapa negara penghasil karet
Rudi pun memberikan tips agar kadar karet kering ditingkat petani lebih maksimal caranya yaitu pakai bahan pembeku yang dianjurkan dan harus seragam. Bisa pakai Specta, Asap Cair atau Deorub.
Lalu umur bahan olah karet rakyat (Bokar) harus sama, misal kalau umur seminggu dijual seragam umur seminggu. Jangan dicampur dengan Bokar yang ber umur 2 atau 3 hari.
Baca juga: Sudah Dengar Rencana PPN Sembako, Begini Tanggapan Petani Karet di PALI
Kemudian, tidak boleh direndam dan dicampur dengan bahan bukan karet, makin cepat ditumpahkan dari bak pembeku makin tinggi KKK nya.
Rudi menambahkan, saat ini petani di Sumsel makin tertarik untuk bergabung atau membentuk UPPB baru karena dinilai lebih menguntungkan, sehingga total UPPB yang sudah terbentuk ada 302 UPPB yang tersebar di 14 Kabupaten/Kota.
Secara Nasional jumlah UPPB yang sudah diregistrasi ada 545 UPPB, dari 13 Provinsi Penghasil Karet. Sumsel saat ini terbanyak yang sudah diregistrasi yaitu sebanyak 290 UPPB, di ikuti Kalimantan Selatan 152 UPPB, Kalimantan Tengah 33 UPPB, Riau 27 UPPB, Jambi 26 UPPB, Kalimantan Barat 10 UPPB provinsi lain 33 UPPB.
Keberhasilan pembentukan UPPB ini tidak terlepas dari Keberhasilan pemasaran Bokar melalui Lelang 4S (Satu lokasi, Satu mutu, Satu harga dan Satu hari lelang) dimana ada perbedaan harga antara Rp 3000 sampai Rp 4000, antara menjual secara mandiri/tradisional dengan menjual secara berkelompok dalam kelembagaan UPPB melalui lelang 4S.