Kisah Sartono Meraba Membuat Patung, Mata Tak Dapat Melihat Sejak SD Kelas 3, Ada Cerita di Baliknya
Sartono adalah seorang seniman tunanetra yang membuat patung asal Kampung Sekalekan, Kelurahan Klaten, Kecamatan Klaten Tengah, Kabupaten Klaten.
Untuk bahan-bahan membuat patung dia menggunakan barang bekas seperti kertas karton hingga kertas semen.
"Bahan-bahannya ada yang beli dan dapat dari rongsokan," jelasnya.
Hasil patung yang dia buat lumayan detail meski dia tidak bisa melihatnya.
"Kenapa bisa lumayan detail, misal untuk bagian kaki, tangan, atau muka karena saya rasakan dengan cara meraba," terangnya.
Namun, untuk bagian wajah, menurutnya, dia sedikit menemui kendala.
"Memang untuk bagian muka saya belum bisa terlalu detail karena terkendala pengelihatan," katanya.
Kekinian, harga satu patung ia banderol Rp 400 ribu.
"Dahulu sih harganya Rp 250 ribu tapi harga bahan-bahannya juga naik, jadi harganya juga ikut naik," tambahnya.
Dia menyebutkan, bahwa pernah mendapat tawaran dari orang Bali untuk membuat patung-patung dan dijual di Pulau Dewata.
"Saya diminta untuk membuat empat patung dalam waktu sebulan tapi tawaran itu saya tolak karena kondisi saya yang begini (tidak bisa melihat)," paparnya. (*)