Berita Palembang
Jembatan Keramasan Lama Palembang Ditutup, Kondisi Lalu Lintas Hari Ke-2 Terpantau Ramai Lancar
Kalau kemarin sempat terjadi kembacetan dikarenakan ada mobil yang pata as. Kalau nggak ada mobil yang rusak, lancar-lancar saja.
Penulis: Linda Trisnawati | Editor: Vanda Rosetiati
Dua alat berat tampak juga sudah disiagakan. Imbauan rekayasa lalu lintas juga tampak telah terpasangan di beberapa sudut jalan Keramasan.
Supervisor Lapangan Jembatan Keramasan, Supardi mengatakan, mereka sudah bekerja seminggu setelah lebaran.
Sejak jauh hari pekerja menyiapkan tempat untuk alat dan material yang diperlukan untuk perbaikan jembatan seperti tiang pancang.
Baca juga: Pembagian Golongan dan Syarat Pembuatan SIM C, CI, dan CII Terbaru
Adapun perbaikan yang dilakukan nantinya yakni pergantian tiang pancang jembatan.
"Jembatan ini usianya sudah 30 tahunan dan selama itu belum ada perbaikan secara menyeluruh. Bisa dibilang ini pertama kalinya," jelasnya.
Kepala BBPJN Sumsel, Kiagus Syaiful Anwar mengatakan perbaikan Jembatan Keramasan lama dilakukan lantaran melihat usianya yang sudah tua dan untuk meningkatkan infrastrukturnya.
Umur jembatan ini sudah lebih dari 30 tahun, sehingga sudah pantas diperbaiki.
Diakuinya perbaikan jembatan Keramasan Lama ini bukan karena kondisinya sudah buruk. Akan tetapi merupakan langkah preventif, untuk mencegah sesuatu hal terjadi.
"Jembatan tersebut sudah dibangun sejak tahun 1990-an. Artinya saat ini, infrastruktur itu sudah berusia lebih dari 30 tahun lamanya. Jadi jangan rusak dulu baru diperbaiki," tegas Syaiful.
Dijelaskannya, dalam upaya preservasi Jembatan Keramasan lama di Palembang, akan dilakukan penutupan yang dimulai dari tanggal 1 Juni 2021 hingga 31 Desember 2021.
Dari pantauan di lapangan, Jembatan Keramasan Lama Palembang ditutup total oleh petugas dengan menggunakan pembatasa jalan barier plastik.

Para pengendara baik dari arah Jalan Mayjen Yusuf Singadekane dan arah Musi II Palembang diarahkan melintas ke Jembatan Keramasan baru yang berada tepat disebelahnya.
Para petugas membagi satu jalur menjadi dua lajur di Jembatan Keramasan baru dengan menggunakan sistem contra flow atau sistem pengaturan lalu lintas yang mengubah arah normal arus kendaraan pada suatu jalan raya.
Penerapan sistem contra flow itu membuat arus lalu lintas di sana menjadi padat merayap. Banyaknya kendaraan dengan tonase besar seperti truk, dump truk hingga bus AKAP membuat volume kendaraan menjadi menumpuk.
Selain banyaknya kendaraan dengan tonase besar, menumpuknya kendaraan di sana lantaran kendaraan dengan tonase besar hanya dapat melintas di jalur saja.