Berita OKI
Meski Ada Penurunan Harga, Masyarakat Ramai Jual Emas di Pasar Kayuagung OKI
Pasca Lebaran warga kayuagung ramai menjual emas di pasar Kayuagung. Harga beli emas 24 karat berkisar Rp 5.200.000 persukunya atau setara 6,7 gram,
Penulis: Winando Davinchi | Editor: Yohanes Tri Nugroho
TRIBUNSUMSEL.COM, KAYUAGUNG -- Pasca lebaran Idul Fitri 1442 Hijriah, masyarakat biasanya harus kembali memutar otaknya untuk bangkit guna memenuhi kebutuhan ekonomi, terlebih lagi pendaftaran sekolah dan tahun ajaran baru sudah menanti.
Tak ayal, banyak dari masyarakat menjual harta benda yang mereka miliki untuk kembali digunakan sebagai modal usaha maupun guna memenuhi kebutuhan yang sudah menanti di depan mata.
Tribunsumsel.com, mencoba menelusuri pasar Kayuagung kabupaten Ogan Komering Ilir dan mendapati bahwa setelah Lebaran, masyarakat berbondong-bondong menjual emas yang mereka punya.
"Sebelum lebaran ada juga yang jual emas, tapi setelah lebaran ini justru nambah banyak. Musim paceklik sekarang, mas," ungkap H. Adan pemilik toko Emas Purnama di Kota Kayuagung, Jum'at (28/5/2021).
Baca juga: Hutang Piutang Berujung Pengeroyokan di Pedamaran Timur OKI, Jonadi Tewas
Dikatakannya, hingga hari ini pelanggan yang mendatangi tokonya dengan tujuan untuk membeli emas hanya bertahan selama dua hari, selebihnya pelanggan datang untuk menjual emas.
"Lebaran hari ke lima yang banyak orang beli emas, itu cuma dua hari. Sampai sekarang orang datang hanya untuk jual emas," pungkasnya.
Disebutkan Adan, harga beli emas 24 karat berkisar Rp 5.200.000 persukunya atau setara 6,7 gram, untuk jual ada penurunan harga sebesar seratus ribu.
Sedangkan emas dengan kadar 70% satu gramnya seharga Rp 700 ribu.
"Dalam sehari pasca lebaran, bisa belasan orang yang jual emas di toko ini," bebernya.
Adan mengaku selain masyarakat biasa, usaha jual beli emasnya juga ikut mengalami penurunan omzet penjualan.
Hal tersebut menurutnya lantaran pandemi Covid-19 yang belum selesai-selesai.
"Dak tanggung-tanggung, omzet penjualan turun hingga lebih dari 50%, kondisi seperti ini telah berlangsung selama 2 tahun terakhir. Oleh dampak pandemi ini," terangnya.
Baca juga: Warga Kayuagung OKI Dapat Melihat Jelas Gerhana Bulan
Menurutnya penyebab lain yakni karena tidak adanya orang yang mudik atau pulang kampung ke Kayuagung, sehingga yang datang membeli emasnya hanya orang-orang itu saja, selebihnya jual.
"Pemudik itu memang mempengaruhi, biasanya kan kalau ada orang perantau dari kota-kota besar pulang ke Kayuagung mereka langsung beli emas. Tapi sekarang sepi karena sudah dua kali lebaran ada larangan mudik," tutupnya.
Sunarti salah satu warga yang menjual emas, dirinya mengatakan pasca lebaran gaji suaminya sudah ludes karena memenuhi kebutuhan keluarga.
"Terpaksa menjual kalung emas ini, selain karena kebetulan harga jual meningkat juga untuk memenuhi kebutuhan hidup dan membelikan anak handphone untuk belajar daring," terangnya.
"Nanti kalau ada uang lagi, akan kembali beli emas karena bisa untuk tabungan," tambahnya.