2 Prajurit TNI Gugur Dengan Kepala Dibacok Usai Diserang 20 OTK di Papua. Rampas Senjata SS2
20 Orang tak dikenal secara membabi buta menyerang dua prajurit TNI berpangkat berpangkat Prajurit Dua (Prada) Aryudi dan Prajurit Kepala (Praka) M Al
TRIBUNSUMSEL.COM -- Dua prajurit TNI gugur saat melakukan pengamanan pembuatan pagar di Bandara Nop Goliat Dekati Distrik Dekai Kabupaten Yahukimo Papua.
20 Orang tak dikenal secara membabi buta menyerang dua prajurit TNI berpangkat berpangkat Prajurit Dua (Prada) Aryudi dan Prajurit Kepala (Praka) M Alif Nur, selasa (18/5) pukul 11.00 WIT
Di sekitar lokasi tersebut, sedang dilangsungkan pembangunan pagar bandara.
Saat itu, anggota TNI berpangkat Prajurit Dua (Prada) Aryudi dan Prajurit Kepala (Praka) M Alif Nur sedang melangsungkan pengamanan pengerjaan pagar bandara tersebut.
Tanpa basa-basi, 20 OTK itu melakukan penyerangan kepada Prada Aryudi dan Praka M Alif Nur.
OTK tersebut membacok kedua anggota TNI itu hingga korban gugur. Kejadian berlangsung cepat.
"Mereka sedang mengamankan pembangunan pagar bandara, kemudian mereka didatangi oleh 20 orang tidak dikenal dan langsung dilakukan penyerangan, mereka dibacok," kata Komandan Resor Militer (Danrem) 172/PWY Brigadir Jenderal (Brigjen) Izak Pangemanan, saat dihubungi melalui sambungan telepon, Selasa.
Serangan yang dilakukan gerombolan OTK itu melukai bagian kepala kedua korban. TNI belum bisa memastikan siapa yang bertangung jawab atas penyerangan tersebut.
Namun, tidak menutup kemungkinan kelompok kriminal bersenjata (KKB) berada di balik aksi tersebut.
"Sementara sedang dilakukan pengejaran oleh Batalyoan 432 dan Brimob. Bisa saja mereka (KKB) karena kami sedang mendalami ini siapa pelakunya," kata Izak.
Rampas senjata jenis SS2
Pasca-gugurnya dua prajurit TNI tersebut, aparat keamanan meningkatkan kewaspadaan.
Sebab, tidak hanya membunuh dua prajurit TNI, gerombolan OTK tersebut turut merampas dan membawa lari senjata kedua korban. Senjata yang dirampas dan dibawa para pelaku berjenis SS2.
"Tingkat kewaspadaan harus ditingkatkan karena sudah punya senjata api akan muncul kelompok baru lagi yang mengatasnamankan Kodap apa.
Jadi, perampasan senjata api ini menjustifikasi bahwa dirinya ada di situ," kata Kepala Kepolisian Daerah Papua Inspektur Jenderal (Irjen) Mathius D Fakhiri, di Jayapura, Selasa.