Berita Lubuklinggau

Istri Melarang Tapi Tetap Memaksa, Pencari Batu Tewas Terseret Arus Sungai Kelingi Lubuklinggau

Herawati, Pencari batu terbawa arus Sungai Kelingi Lubuklinggau saat mencari batu kali sempat melarang suaminya untuk bekerja namun ditolak.

Penulis: Eko Hepronis | Editor: Yohanes Tri Nugroho
TRIBUN SUMSEL/EKO HEPRONIS
Vera saat memeluk jenazah suaminya Deni Saputra di RS Ar Bunda Lubuklinggau. Deni sempat menjalani perawatan setelah dirinya terseret arus Sungai Kelingi saat mencari batu kali, Sabtu (15/5/2021). 

TRIBUNSUMSEL.COM, LUBUKLINGGAU --Herawati istri Deni Saputra korban hanyut terbawa arus Sungai Kelingi saat mencari batu kali tak menyangka suaminya akan hanyut terbawa arus.

Ibu muda berusia 27 tahun ini begitu terpukul, ia meratapi nasibnya, bingung melanjutkan hidup, mengingat dua buah hatinya saat ini masih kecil berusia lima tahun dan tiga bulan.

Saat disambangi di rumah duka, Hera tak mampu berkata-kata sembari terus menangis, bahkan ia tak kuat mengantar jenazah suaminya ke peristirahatan terakhir.

Baca juga: Cari Batu Kali, Deni Saputra Pria Muda Warga Lubuklinggau Tersapu Arus Deras Sungai Kelingi

Deni dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Dayang Torek Kelurahan Tapak Lebar, Kecamatan Lubuklinggau Barat II.

Riza Omomi bibik Hera mengatakan, kalau Hera sangat terpukul atas kepergian suaminya, bagaimana tidak, saat akan pergi mencari Batu Hera sudah melarang karena masih suasana Lebaran.

"Wajar sedih telemas, pagi tadi sudah dilarang jangan nyari batu dulu, kan sekarang masih lebaran, tapi masih ngotot mau nyari batu," ungkap Omi pada wartawan, Sabtu (15/5/2021).

Kemudian Deni menjawab, kalau tidak mencari batu, mereka mau makan apa, Deni beralasan kalau ia pergi ngojek mencari uang Rp 30 ribu saja sangat susah.

"Sementara kalau nyari batu bisa lebih, kadang walau pun belum bekerja bisa minjam dulu uang dengan bosnnya, nanti dibayar waktu kerja nyari batu," ujarnya.

Baca juga: Malam Lebaran, Rumah Firman Warga Lubuklinggau Dibobol Maling, Hilang Motor dan Barang Berharga

Mereka selama ini mengenal Deni sebagai sosok yang bertanggung jawab terhadap keluarga dan anak-anaknya, bahkan saat baru di PHK setahun lalu ia langsung kerja nyari batu.

"Dia (Deni) itu orangnya tidak bisa diam di rumah, bahkan kalau kepepet sedang libur pun masih mau ngojek, orangnya tanggung jawab dengan keluarga," tambahnya.

Sardianto Ketua RT 05 Kelurahan Tapak Lebar, Kecamatan Lubuklinggau Barat II, Kota Lubuklinggau mengatakan bila Deni Saputra meninggal dunia meninggalkan satu orang istri dan dua orang anak.

"Anaknya dua satu usia lima tahun dan yang ke dua baru berusia tiga bulan," kata Sardianto pada Tribunsumsel.com, Sabtu (15/5/2021).

Ia mengungkapkan, Deni merupakan tulang punggung keluarga, selama ini dia bekerja di sebuah perusahaan sawit di wilayah Trans Subur Kabupaten Musi Rawas (Mura).

Baca juga: Jatuh Dari Truk Saat Angkut Sampah, Ahman Petugas Kebersihan DLH Lubuklinggau Meninggal Dunia

Namun, semenjak pandemi Covid-19 Deni di PHK bersama kedua kakaknya, akhirnya karena tidak punya pekerjaan Deni kembali menekuni profesi lamanya menjadi pencari batu kali di Sungai Kelingi.

"Selama ini bekerja di Trans Subur bekerja Sawit semenjak Covid-19 kena PHK, kurang lebih dua tahun ini pindah ke Linggau lagi nyari batu kali," ungkapnya.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved