Berita PALI

Viral, Curhat Pelayanan Puskesmas Betung Abab PALI, Ini Tanggapan Pimpinan Puskesmas

Sebuah Postingan seorang warga di Desa Betung Kecamatan Abab Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir (PALI) viral di media sosial.

ISTIMEWA
Postingan Warga Viral di Media Sosial Terkait Pelayanan di Puskesmas Abab Betung PALI. 

TRIBUNSUMSEL.COM, PALI -- Sebuah Postingan seorang warga di Desa Betung Kecamatan Abab Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir (PALI) viral di media sosial.

Ia mengeluhkan pelayanan kesehatan yang diberikan kepada masyarakat yang dianggap tak maksimal, apalagi menyangkut nyawa menjadi taruhannya.

Dimana, hal tersebut dirasakan Siska (22) warga Desa Betung yang merasa tak mendapat pelayanan kurang baik saat membawa sang Ibu Supna Binti Nawas (56) berobat ke ruang Pelayanan Unit Gawat Darurat (UGD) Puskesmas Abab Desa Betung.

Sehingga, nyawa sang Ibu tak dapat tertolong meski telah sempat dibawa ke RS di Kota Prabumulih.

Siska menceritakan awalnya kejadian tersebut pada,  Senin (10/5/2021) sore sekitar jam 17.00 Wib.

Baca juga: Sholat ied di PALI Boleh Digelar di Masjid, Tapi Tidak di Lapangan Terbuka

Saat itu ibunya mengeluh sesak nafas dan niat dari awal sebenarnya dibawa ke RS Bunda Prabumulih.

Namun demikian, dirinya merasa keadaan darurat, sehingga Ibunya sangat membutuhkan oksigen atau penanganan sementara. 

"Sangat disayangkan, pelayanan ruang UGD di Puskesmas Betung Abab kurang baik," ungkap Siska kepada Sripo-Tribun, Kamis (13/5/2021).

Padahal, kata dia, tidak ada pasien lain diruangan tersebut, hanya ada ibunya. Sementara beberapa perawatan serta PNS hanya berdiri didepan ruangan. 

"Lalu, saya menghadap perawat tersebut dan dijawab segeralah dibawa ke RS Prabumulih dan tanpa adanya upaya perawatan terlebih dahulu." ujarnya.

Perdebatan terjadi lantaran Ibunya membutuhkan oksigen, namun tak diberikan dan hanya menjawab jangan ditunda lagi untuk dibawa ke RS.

Saat hendak berangkat didalam mobil pribadi, sambung Siska, Ibu Supna sesak nafas dan saudara yang berada bersamanya kembali ingin membujuk agar dipinjamkan oksigen. 

"Kemudian, saya minta tolong kepada dokter di Puskesmas bersangkutan agar meminta oksigen via telpon. Akhirnya dipinjamkan oksigen oleh perawat jaga di UGD saat itu meski dengan niat setengah hati," katanya. 

Dipasangkan oksigen, keadaan Ibunya menjadi tenang setelah berada didalam mobil untuk dibawa ke RS. 

"Kami sudah berada didalam mobil mau berangkat, baru ada tawaran mobil ambulan. Sangat telat. Itu pun tawaran dengan menggerutu," jelasnya lagi.

Lalu, didalam perjalanan sekira 15 menit dari Desa Betung menuju Desa Pengajuan oksigen tersebut habis. 

Kemudian, ibu menjerit kesakitan lantaran kehabisan oksigen dan terus dibwa ke RS Prabumulih sekira satu jam perjalanan. 

"Saat sampai di IGD RS Bunda Prabumulih ibu masih bernafas. Kemudian diberikan upaya perawatan namun nyawa Ibu tak tertolong lagi karena kurang oksigen," jelasnya.

Keesokan harinya, Selasa (11/5/2021) Ibu Supna dimakamkan, kemudian ia kembali ke ruang UGD Puskesmas Abab untuk mengembalikan oksigen. Dengan emosi dan ditenangkan pihak keluarga.

"Pelayanannya sangat tidak maksimal. Kita sama-sama tidak tahu kalau akhirnya meninggal, namun setidaknya ada upaya terlebih dahulu." Ujarnya.

"Niat awal saya tidak ada menyebutkan atau judge instansi atau profesi. Saya niatnya agar tidak ada korban lain dan ini cara saya meluapkan amarah, agar dirembukkan supaya lebih baik lagi kedepannya." Katanya.

Senada dengan Siska, warga Desa Betung lainnya juga mengeluh hal serupa terjadi. 

Baca juga: 4 Warga Sumsel Positif Covid-19 Varian B1617, Asal Palembang Prabumulih PALI dan Muara Enim

Susilawati warga Betung mengeluhkan hal serupa, dimana sebelumnya ia juga sangat susah untuk meminjamkan Ambulan untuk pasien. 

"Jangankan Ambulan dilayani pun tidak," cetusnya. 

Senada, Rika warga Desa Betung Lainnya mengeluhkan hal serupa terjadi pada keluarganya saat berobat di Puskesmas tersebut.

Pelayanan Puskesmas itu memang kurang baik, kami pernah merasakan, apalagi melayani orang miskin seperti kami," ujar Rika.

Sementara itu, Kepala Puskesmas Betung Abab melalui salah seorang dokter bertugas di Puskesmas tersebut Dr Aman Rohman berkata hal demikian mungkin terjadi Miss komunikasi, dimana kala itu pihak keluarga panik dan emosi.

"Kami menerima saran dan kritik. Pelayanan akan kita tingkatkan. Yang bersangkutan juga tidak ada maksud apa-apa hanya ingin konfirmasi dengan pihak jaga saat itu." Katanya.

Ia meminta waktu untuk duduk bersama menyelesaikan masalah tersebut.

"Kita ada pimpinan dan hari ini hari libur akan kembali menemui konfirmasi sama-sama ke rumah Siska pada hari Senin." jelasnya.

Ia sudah beberapa kali bertemu pihak keluarga yang berduka. Dimana, secara medis tentu rasa manusiawi pasti ada, apalagi menyangkut maslaah nyawa seseorang.

"Jangan sampai ke dua belah pihak ada yang dirugikan. Kami sebagai pelayan publik siap menerima kritik dan siap menerima saran. Apa yang kurang ditambah apa yang tidak ada bakal diadakan." ujarnya.

Sumber: Sriwijaya Post
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved