Pembunuhan di Muara Enim
Adik Tega Bunuh Kakak Kandung di Muara Enim, Ini Kata Ahli Hukum Pidana
Berdasarkan hukum yang berlaku, bila terbukti melakukan tindak pembunuhan berencana maka tersangka terancam mendapat hukuman maksimal 20 tahun penjara
Penulis: Shinta Dwi Anggraini | Editor: Vanda Rosetiati
TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Kasus pembunuhan yang dilakukan oleh keluarga sendiri kembali terjadi.
Kali ini tindak pembunuhan menghebohkan warga Desa Aur Duri kecamatan kecamatan Rambang Niru Kabupaten Muara Enim Sumatera Selatan.
Dalam peristiwa itu, Hermanto bin Nurman (37) nekat menghujamkan pisau ke arah kakaknya sendiri, Ahmad Jefrianto (44) hingga tewas.
Dari pengakuannya, tersangka mengaku mempunyai dendam lama dengan sang kakak yang ia sebut pernah berselingkuh dengan mantan istrinya.
"Kejadian itu dua tahun yang lalu, mertua saya yang cerita bahwa istri saya waktu itu pernah mau ketemu saya, karena dia bekerja di Riau. Dia datang dan menginap di rumah kakak saya dan saat menginap di rumah kakak tersebut, kakak saya menganggu istri saya, dan sempat tidur berdua. Istri saya cerita dengan mertua saya dan mertua saya ngomong ke saya, saya tidak sempat bertanya kepada istri saya, karena setelah kejadian itu, istri saya langsung berangkat ke Riau," ujar Hermanto saat dihadirkan dalam rilis tersangka, Sabtu,(8/5/2021).
Terkait maraknya kasus pembunuhan yang kerap dilakukan oleh orang terdekat bahkan keluarga sendiri, ahli hukum pidana universitas Muhamadiyah Palembang, Martini Idris, SH, MH, memberikan tanggapannya.
Menurutnya, ada ada dua hal mendasar yang kerap jadi pemicu tindakan seperti itu sampai bisa terjadi.
"Pertama karena masalah krisis ekonomi dan yang kedua adalah minimnya kesadaran agama," ujarnya.
Ia menjelaskan, berdasarkan sisi psikologis, seseorang akan cenderung menunjukkan sifat asli termasuk sisi sensitifnya bila sudah menyangkut persoalan kebutuhan sehari-hari.
Apalagi bila kondisi ekonomi orang tersebut sedang bermasalah atau mengalami kesulitan untuk dipenuhi.
"Bila sudah seperti itu, biasanya seseorang akan lebih mudah tersinggung atau lebih mudah terbawa perasaan karena atas kepercayaan dirinya terhadap perekonomiannya yang kurang," ujarnya.
Sedangkan untuk urusan agama, dikatakan Martini, bahwa seseorang akan bisa membentengi dirinya dari berbuat keburukan bila dekat dengan Tuhan.
Kurangnya pengetahuan tentang agama bisa mengakibatkan seseorang akan mudah dipengaruhi oleh pikiran buruk secara mental maupun spiritual.
"Rasa yang ditimbulkan dari tidak adanya pemahaman kuat terhadap agama bisa menyebabkan seseorang lebih cenderung mengenyampingkan penghormatan kepada orang-orang terdekat. Termasuk orang tua, adik, kakak atau siapapun tidak lagi dihiraukan," ujarnya.
Seperti dalam kasus pembunuhan yang dilakukan Hermanto bin Nurman (37) terhadap kakaknya sendiri, Ahmad Jefrianto (44).