Berita Palembang
Tokoh Muhammadiyah Deklarasikan Partai Ummat, Ini Respon PW Muhammadiyah dan Alumni IMM Sumsel
Partai Ummat, besutan tokoh Muhammadiyah Amien Rais secara resmi telah mendeklarasikan diri sebagai partai politik, Kamis (29/4/2021).
Penulis: Arief Basuki Rohekan | Editor: Yohanes Tri Nugroho
TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG,--- Partai Ummat, besutan tokoh Muhammadiyah Amien Rais secara resmi telah mendeklarasikan diri sebagai partai politik, Kamis (29/4/2021) atau bertepatan dengan 17 Ramadhan 1442 H.
Meyikapi hal tersebut, Ketua Pimpinan Wilayah (PW) Muhammadiyah provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) Prof Romli mengatakan organisasi Muhammadiyah tidak larut dalam kehadiran partai politik baru tersebut.
“Saya rasa untuk urusan organisasi, kami Muhammadiyah tidak melakukan simbiosis dengan partai politik mana pun. Namun untuk individu anggota atau pengurusnya itu bisa saja terlibat dan tercatat sebagai kader politik tertentu. Itu silakan saja,” kata Romli, Minggu (2/5/2021).
Romli menyatakan Muhamadiyah tidak ada kaitan dengan partai politik mana pun, termasuk dengan Partai Ummat.
Baca juga: Sosok Ketua Partai Ummat Sumsel Niko Pransisco, 10 Tahun Jadi Anggota DPRD di Lahat
Meski Pak Amin Rais pernah menjadi tokoh Muhammadiyah, tidak otomatis bagi pengurus Muhamadiyah ini menjadi kader partai politik ( Partai Ummat ).
"Memang dulu ada Partai Amanat Nasional (PAN) yang muncul dari pemikiran pengurus Muhammadiyah. Namun, saat ini kader Muhammadiyah sudah berpikiran luas dan banyak di parpol lain," ujarnya.
Ia tak mempersoalkan jika ada perorangan dari pengurus Muhamadiyah menjadi kader partai politik.
“Itu jelas pilihan pribadi. Bukan berarti organisasi Muhamadiyah ini sekaligus partai politik. Tetapi jika ada pengurus Muhammadiyah berpoltik praktis maka ia harus melepaskan jabatannya sebagai pengurus Muhammadiyah," jelasnya.
Diakui Romli, kader Muhammadiyah bebas menentukan pilihan politiknya, dan jika ia tidak berpolitik praktis lagi bisa kembali jadi pengurus.
"Jadi mereka yang ingin kembali tidak ada masalah kalau sudah tidak berpolitik, dan itu sudah banyak yang terjadi selama ini," bebernya.
Ditambahkan Romli, ia menilai partai Ummat yang didirikan Amien Rais bisa dianggap sebagai rujukan bagi setiap orang termasuk kader Muhammadiyah untuk bergabung, mengingat partai itu didirikan untuk niatan yang baik.
"Saya secara pribadi melihatnya partai Ummat itu bagus, karena baru dan belum terkontaminasi hal- hal negatif selama ini, jadi apa salahnya kalau ada kader Muhammadiyah bergabung," tandasnya.
Baca juga: Guru Ngaji Prabowo di Yordania, Biodata Ustaz Ansufri Idrus Sambo yang jadi Pengurus di Partai Ummat
Hal senada diungkapkan Keluarga Besar Forum Komunikasi Alumni Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (FOKAL IMM) Sumsel, jika adanya partai Ummat besutan tokoh Muhammadiyah Amien Rais, belum tentu kader Muhammadiyah bergabung didalamnya.
Hal ini berkaca dari partai PAN yang juga muncul dari tokoh- tokoh Muhammadiyah pada era reformasi lalu.
"PAN memang kelahirannya didorong Muhammadiyah dan salah satu sosok tokoh saat itu pak Amien. Namun berkaca dari berdiri hingga perjalanan PAN saat ini, kemudian ada partai Matahari Bangsa yang sempat didirikan kader muda Muhammadiyah, dan kelihatannya Muhammadiyah sudah menyadari bahwa tidak pantas lagi terlibat dalam parpol, jadi tetap konsen di dakwa amar ma'ruf nahi munkar," ucap Sekretaris Fokal IMM Sumsel Yudha Mahrom.
Dijelaskan mantan komisioner KPU kota Palembang ini, kalaupun berdirinya partai umat yang dimotori Amien saat ini sudah mulai bergerak, dirinya yakin tidak telalu berdampak banyak kepada kader- kader Muhammadiyah di Sumsel, meski tidak menutup kemungkinan yang bergabung tetap ada, namun tidak terlalu banyak yang terlibat.
"Sebab; saat ini Muhammadiyah tidak ingin banyak terlibat dalam proses pendirian partai politik termasuk partau Umat, dan jika dilihat hanya dibeberapa daerah saja, itu mungkin karena syawat politiknya tinggi sehingga kader Muhammasiyah beegetak, tapi daerah lain menanggapinya biasa- biasa saja sebagai proses pendirian parpol yang ada," ujarnya.
Baca juga: Soal Kepengurusan Partai Ummat di OKU Timur, Ketua DPD PAN Mengaku Berulangkali Dihubungi
Hal ini juga terjadi pada kader muda Muhammadiyah selama ini, karena mereja tidak hanya fokus pada partai politik tertentu seperti PAN, melainkan parpol lainnya juga banyak.
"Jadi tidak masalah, dan tidak ada larangan baik individu, kader Muhammadiyah untuk bergabung ke parpol tertentu dan ketum Muhammadiyah sendiri sudah menyampaikan untuk mempersilahkan kader Muhammadiyah dimana saja menentukan parpolnya sendiri, karen! aparpol itu cuma sebatas alat, silahkan gunakan parpol mana saja yang dimana mereka memperjuangkan aspirasi masing- masing," tegasny.
Dilanjutkan Yudha, meski begitu jika ada pengurus Muhammadiyah jadi kader parpol dan terlibat secara langsung dalam politik praktis, maka ia harus mundur dulu.
"Harapannya, kalau terjadi apa- apa tidak menyeret Muhammadiyah, karena pilihan parpol pilihan pribadi. Namun Muhammadiyah tetap mensuport," pungkasnya.