Berita Ogan Ilir
Perbaikan Jembatan Ambruk di Desa Tanjung Mas OI Selesai 15 Hari, Akses Dua Kecamatan Kembali Normal
Pekerjaan pengangkatan struktur jembatan memakan waktu satu minggu disebabkan bobot jembatan lebih dari 12 ton.
Penulis: Agung Dwipayana | Editor: Vanda Rosetiati
TRIBUNSUMSEL.COM, INDRALAYA - Upaya Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Ogan Ilir memperbaiki infrastruktur maupun sarana-prasarana publik, terus dikerjakan.
Beberapa jembatan rusak di Ogan Ilir, satu demi satu diperbaiki guna memperlancar akses kendaraan maupun warga.
Terbaru, jembatan ambruk di wilayah Desa Tanjung Mas, Kecamatan Rantau Alai, kini selesai diperbaiki.
Jembatan ini ambruk karena tanah pondasinya tergerus aliran sungai pada 9 April lalu.
Sejak dimulai pada 12 April lalu, kini jembatan tersebut selesai diperbaiki dalam waktu 15 hari.
"Perbaikan jembatan ambruk di Tanjung Mas selesai kemarin," kata Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Ogan Ilir, Juni Eddy melalui melalui Kabid Bina Marga, Dody Isfansyah, Selasa (27/4/2021).
Saat Wakil Bupati Ogan Ilir, Ardani meninjau jembatan ambruk beberapa waktu lalu, Kepala Dinas PUPR menargetkan perbaikan jembatan memakan waktu tiga minggu hingga satu bulan.
"Alhamdulillah, perbaikan jembatan selesai lebih cepat dari target awal, yakni dalam waktu dua minggu atau 15 hari," terang Dody.
Kini akses dua kecamatan yakni Rantau Alai dan Kandis lewat jembatan di Tanjung Mas kembali lancar.
Dody menjelaskan, jembatan di Desa Tanjung Mas ini memiliki panjang 14 meter dan lebar 3,6 meter.
Baca juga: 6 Stasiun Kereta Api di Divre III Palembang Berlakukan GeNose, Berikut Nama Stasiun Hingga Biayanya
Baca juga: Resmi Diluncurkan Jadi Universitas, Universitas MDP Tambah Prodi Baru
Perbaikan struktur utama jembatan yaitu dengan menggunakan besi H Beam ukuran 300x300 milimeter.
"Karena struktur utama jembatan yang ambruk dan abutment jembatan yang tergerus air, perbaikan jembatan menggunakan peralatan hammer pile dan chain block seberat 15 ton dan dongkrak hidrolik 20 ton serta beberapa alat bantu lainnya," kata Dody menerangkan.
Dijelaskannya, bobot jembatan sekitar 12 ton dan disinilah keuntungan penggunaan struktur bangunan atas berupa besi H Beam.
Sehingga perawatan dan penanggulan apabila terjadi bencana lebih mudah diperbaiki asal mengetahui secara teknis pengerjaannya.
"Sejak tahun 2014, jembatan di ogan ilir telah dimodifikasi dengan pengunaan besi H Beam sebagai bangunan atas jembatan," jelas Dody.