Hari Buku Sedunia 2021
Sejarah Hari Buku Dunia, Diperingati Setiap Tanggal 23 April Berawal Dari Kematian Penulis Terkenal
Membaca merupakan salah satu kegiatan yang banyak dilakukan orang-orang. Tujuannya untuk menambah literasi serta memahami bagaimana jalannya kehidupa
Miguel de Cervantes kemudian meninggal pada tanggal 23 April.
Sehingga UNESCO pada saat itu mengumumkan Hari Buku Sedunia jatuh pada tanggal tersebut.
Terlebih lagi, penulis populer lainnya, seperti William Shakespeare dan Inca Garcilaso de la Vega juga meninggal dunia.
Shakespeare meninggal pada 23 April 1616, tanggal yang sama dengan catatan kematian Cervantes.
Meskipun demikian, mereka tidak benar-benar meninggal pada waktu yang bersamaan.
Shakespeare meninggal 10 hari setelah Cervantes meninggal.
Mereka tercatat di tanggal yang sama karena tanggal kematiannya mengikuti jadwal Gregorian yang digunakan oleh Spanyol.
Sementara itu, tanggal kematian Cervantes mengikuti jadwal Julian yang digunakan Inggris.
Tanggal 23 April kemudian ditetapkan sebagai Hari Buku Sedunia dan Hak Cipta Dunia pada Rapat Umum UNESCO yang diadakan di Paris pada tahun 1995.
Hari Buku Sedunia dan Hari Hak Cipta dipuji di seluruh dunia untuk melihat sejauh mana buku menghubungkan masa lalu dan masa depan, dan untuk mengubah menjadi perluasan sosial dan generasi.
Pada Hari Buku Sedunia, sebagaimana aturan UNESCO, mereka akan memilih World Book Capital selama satu tahun untuk mengikuti perayaan buku dan membaca.
Pada 2020, Kuala Lumpur, Malaysia, terpilih sebagai World Book Capital.
Sementara itu, pada tahun 2021, Kota Tbilisi, Georgia yang terpilih sebagai World Book Capital.
Baca juga: Caption Hari Buku Sedunia 2021, Diperingati Setiap Tanggal 23 April Jadikan Status Media Sosial
Baca juga: Kutipan R.A Kartini dari Buku Habis Gelap Terbitlah Terang Bisa Dijadikan Status di Media Sosial
Itulah Sejarah Hari Buku Dunia, Diperingati Setiap Tanggal 23 April Berawal Dari Kematian Penulis Terkenal.