Penggerebekan Kampung Narkoba
Warga Jadikan Petasan Sebagai Benteng, Cerita Heroik Saat Penggerebekan Kampung Narkoba di Palembang
Banyak hal yang mesti dilakukan sebelum penggerebekan seperti pemetaan lokasi, karena tiga lorong ini sangat sulit dan tembus kemana - kemana.
Penulis: Shinta Dwi Anggraini | Editor: Vanda Rosetiati
TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Suasana mencekam sempat mewarnai jalannya penggerebekan yang dilakukan aparat kepolisian di kampung narkoba kawasan Tangga Buntung Jalan Sidoing Lautan, Kelurahan 36 Ilir, Kecamatan Gandus Palembang, Minggu (11/4/2021).
Kasat Narkoba Polrestabes Palembang, AKBP Andi Supriadi mengatakan, warga sempat memberikan perlawanan dengan menghujani petasan ke arah aparat kepolisian saat melakukan penggrebekan.
"Banyak sekali petasan yang dihidupkan di sana tadi. Wilayah lorong-lorong itu tadi sudah gelap dengan asap," ujarnya.
Memiliki rata-rata bangunan bertingkat, warga di kawasan tersebut dengan mudahnya menghujani petasan dari atas ke arah aparat.
Andi berujar, perlawanan itu sudah ia duga sebelumnya sehingga sebelum berangkat seluruh anggota diingatkan untuk waspada pada serangan dari atas.
"Sebelum kita berangkat, anggota sudah saya ingatkan bahwasanya mata kita harus tajam melihat ke segala sisi. Jadi saat di dalam, kita tadi juga memfokuskan mata untuk melihat ke atas. Faktanya memang benar, kita di dalam itu dihujani petasan. Suasana sudah gelap karena asap saat penggrebekan dilakukan," ujarnya.
Selain untuk menghambat petugas, petasan yang dilemparkan faktanya juga berfungsi sebagai pertanda antar sesama warga di kawasan tersebut.
Diungkapkan Andi, bila kampung narkoba itu memiliki benteng-benteng yang sudah terorganisir satu sama lain.
Khususnya untuk menghadapi petugas jika terjadi penggrebekan.
"Jadi mereka ini ada benteng-bentengnya. Begitu kita masuk, mereka akan memberi informasi ke dalam. Dan selain petasan sebagai tanda, bentuk dari benteng yang mereka siapkan adalah HT dan rekaman CCTV untuk memberikan informasi. Jadi banyak benteng - benteng ini yang ditangkap dan tetap kita proses," ujarnya," ujarnya.
Diketahui, ada 3 lorong yang jadi target penggrebekan yakni Lorong Manggis, Lorong Cek Latah dan Lorong Gayam.
Dikatakan mantan Kabag Ops Polres Prabumulih ini, diperlukan waktu satu minggu untuk merencanakan penggrebekan tersebut.
"Banyak hal yang mesti dilakukan sebelum penggerebekan seperti pemetaan lokasi, karena tiga lorong ini sangat sulit dan tembus kemana - kemana. Namun itu bukan jadi halangan buat kita karena kita sudah petakan semua. Kita petakan setiap hari dan kita juga ada informan. Kita petakan setiap lorong, untuk mengetahui harus berapa kekuatan yang kita pasang disitu," ujarnya.
Dari hasil penggerebekan tersebut, diamankan 65 orang yang terdiri dari 59 laki - laki dan 6 perempuan.
Aparat juga berhasil mengamankan barang bukti diantaranya 1.5 kg sabu di plafon rumah bandar bernama Ahmad Fauzi alias Ateng.