Berita Muratara
Melihat Desa Bumi Makmur Muratara, Swadaya Bangun Pasar Senilai Rp 4,7 Miliar
Desa Bumi Makmur mendapatkan predikat desa maju oleh Kemendesa. Apa yang menjadi penyebab desa transmigrasi itu mendapat predikat itu?
Penulis: Rahmat Aizullah | Editor: Yohanes Tri Nugroho
Selain itu, kelebihan dari desanya adalah kekompakan dan budaya gotong-royong yang dijunjung tinggi oleh masyarakatnya.
Mereka bahu-membahu membangun desa seolah tanpa mengharapkan bantuan pemerintah.
"Sebenarnya bukan kita tidak butuh bantuan pemerintah, kita sangat butuh, masih banyak yang belum dibangun, cuma swadaya masyarakat kami sangat tinggi," kata Yatno.
Karena kekompakan itu, kata dia, desa yang dipimpinnya pernah mendapat prestasi Juara III tingkat nasional.
Yatno mencontohkan salah satu kekompakan masyarakat di desa itu adalah membangun pasar secara swadaya.
"Contoh bangun pasar, miliaran itu, bukan pemerintah yang bangun, itu swadaya masyarakat, luar biasa memang masyarakat sini," katanya.
Yatno menambahkan, dengan ditetapkannya sebagai desa maju maka pembangunan dari segala bidang juga harus semakin maju.
Baca juga: Kronologi dan Motif Pembunuhan Tobor di Muratara, Keluarga Minta Polisi Maksimal Tangkap Pelaku
Meskipun lanjutnya, ada dampak dari ditetapkannya sebagai desa maju adalah berkurangnya kucuran Dana Desa.
"Dulu Dana Desa kami 1,3 miliar, setalah jadi desa maju malah berkurang, padahal dari segi infrastruktur masih jauh," katanya.
Tadi malam, Pemerintah Desa Bumi Makmur menggelar diskusi dengan para tokoh, merajut kebersamaan dalam pembangunan desa.
Tujuan mereka duduk bersama untuk terus menggalakkan swadaya masyarakat, terutama dalam membangun di dusun masing-masing.
"Karena kita sudah ditetapkan sebagai desa maju, jadi semuanya harus maju, baik infrastrukturnya, pendidikannya, maupun ekonomi kerakyatannya," ujar Yatno.
Tokoh masyarakat Desa Bumi Makmur, Anto mengungkapkan karakteristik desanya memang membangun desa bersama masyarakat.
Itu dibuktikan dengan beberapa pembangunan di desa dilakukan dengan swadaya masyarakat tanpa sentuhan pemerintah.
"Bangun pasar, masjid, mushola, parit, balai desa, pos polisi, itu swadaya masyarakat, gotong-royong, masyarakat sini memang kompak," katanya.