Berita Politik
Isu Jabatan Presiden Jadi 3 Periode, Direktur LIMA Ray Rangkuti Ungkap Sulit, Ini Alasannya
Partai politik (Parpol) juga belum tentu suka rencana itu, karena jelas bukan untuk kepentingan mereka.
Penulis: Arief Basuki Rohekan | Editor: Vanda Rosetiati
Ia pun mengungkapkan meskipun para pegiat itu tidak memiliki basis masa, namun jangan lupa kelima kelompok pegiat itu diikuti publik, yang bisa mempengaruhi mereka (masyarakat) efektif untuk menaikan atau menurunkan popularitas seseorang.
"Jangan lupa, Jokowi jadi presiden juga karena ada bantuan mereka akademisi, pegiat korupsi dan pegiat lain yang menyuarakan ke masyarakat, namun itu yang justru yang hilang di pak Jokowi sekarang. nah, sementara dilima sektor pegiat ini, justru sedang mencari figur- figur baru untuk dinaikan elektabilitasnya jelang pemilu 2024 yang akan datang, karena sudah banyak kecewa Jokowi khususnya diperiode kedua ini," tandasnya.
Dilanjutkan Ray, ia tidak yakin parpol yang ada untuk menyetujui dilakukan amandement itu karena tidak akan menguntunya.
"Aku tidak bisa membayangkannya (terjadi amandement), karena potensialnya kecil sekali untuk tiga perode jabatan, karena akan banyak ditolak pijhak baik parpol maupun pegiat tadi. Terbayang oleh saya jika lolos hanya sekitar 20 persen, namun ditolaknya 80 persen, masah saya banyangi yang 20 pesen tadi," pungkasnya.
Sebelumnya, isu tentang perpanjangan jabatan presiden 3 periode kembali berembus.
Kabar ini datang dari mantan ketua MPR RI sekaligus pendiri Partai Ummat, Amien Rais, yang menyebut bahwa ada skenario mengubah ketentuan dalam Undang Undang Dasar 1945 soal masa jabatan presiden dari 2 periode menjadi 3 periode.
Menurut Amien, rencana mengubah ketentuan tersebut akan dilakukan dengan menggelar Sidang Istimewa Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) guna mengubah atau mengamendemen UUD 1945.