Berita Palembang
Dampak Pandemi, Pelanggan PLN Banyak Nunggak Iuran, Ini Imbauan PLN
Yang menunggak ini hanya sekitar 5 persen dari total pelanggan yang semuanya pascabayar tentunya.
Penulis: Sri Hidayatun | Editor: Vanda Rosetiati
TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Pandemi covid-19 yang terjadi sudah satu tahun ini berdampak bagi PT PLN (Persero) UP3 Palembang dan terjadi penunggakan para pelanggan pascabayar.
Manager PT PLN (Persero) UP3 Palembang, Nanang Prasetyo mengatakan dari total 800 ribu pelanggan PLN yang ada di Palembang sebanyak 25 ribu pelanggan ini menunggak pembayaran.
"Yang menunggak ini hanya sekitar 5 persen dari total pelanggan yang semuanya pascabayar tentunya," ujarnya usai audiensi dengan Walikota Palembang di Rumdis, Selasa (9/3/2021).
Ia mengatakan dari total pelanggan 50 persen banyak pelanggan masih menggunakan pascabayar.
"Karena itu kita mengimbau agar masyarakat bisa bermigrasi atau beralih ke prabayar dari pascabayar agar terhindar penunggakan yang berujung pencabutan," jelas dia.
Lanjut dia, banyak terjadi penunggakan pun berbagai alasan mulai dari faktor lupa membayar, gak ada waktu membayar sampai masalah ekonomi.
"Karena itu, kalau pelanggan ini bermigrasi maka akan lebih memudahkan. Tak bayar atau lupa bayar tak ada tunggakan. Pemakaian bisa disesuaikan dengan uang yang ada,"ungkap dia.
Baca juga: Ini 5 Kriteria Lansia Boleh Divaksin Covid-19
Baca juga: Gelapkan Mobil Teman Untuk Jalan Bareng Pacar, Pengantin Baru di Lubuklinggau Ditangkap Polisi
Nanang meminta agar masyarakat pun bisa tertib membayar listrik karena dalam membayar listrik ada kewajiban pajak.
Bukan hanya penggunakan, akibat pandemi ini juga PLN mengaku terjadi penurunan penerimaan Pajak Penerangan Jalan (PPJ) yang menurun hingga 20 persen.
"Sebelum pandemi dalam satu bulan nilai PPJ ini bisa mencapai Rp 15 miliar namun saat awal pandemi menurun menjadi Rp 12,6 miliar perbulan," beber dia.
Namun, saat ini sejak akhir tahun 2020 dan menginjak awal tahun 2021 sudah mulai membaik.
"Alhamdulilah ini sudah membaik menjadi Rp 14 miliar per bulan. Ini artinya kondisi perekonomian sudah mulai membaik dan kita harap ini akan terus membaik," ungkapnya.