Arti Catcalling, Salah Satu Bentuk Pelecehan Seksual, Dampaknya Bisa Trauma
Rainy mencontohkan, kasus catcalling yang terjadi pada malam hari terhadap perempuan yang sendirian menunggu bus di halte.
Dikutip dari Magdalene.co, Dampak terhadap catcalling dari sebuah hasil penelitian yang dilakukan di Norwegia adalah depresi, kecemasan, rendah diri dan citra negatif terhadap tubuh.
Dan tentunya dampak secara psikologis bisa terjadi terhadap korban berupa rasa takut, tidak nyaman, marah, dan juga merasa tidak dihargai.
Kata Komnas Perempuan
Dikutip dari Kompas.com, Komisioner Komnas Perempuan Rainy Hutabarat menjelaskan, catcalling merupakan salah satu bentuk pelecehan seksual dalam bentuk kekerasan verbal atau kekerasan psikis.
"Terdapat nuansa seksual dalam ucapan, komentar, siulan, atau pujian, kadang-kadang disertai kedipan mata. Korban merasa dilecehkan, tak nyaman, terganggu, bahkan terteror," katanya saat dihubungi Kompas.com, Minggu (7/2/2021).
Pujian atau sapaan bernuansa seksual, selama ini dianggap biasa saja.
Padahal, perilaku semacam ini merupakan salah satu bentuk pelecehan.
Catcalling merupakan bentuk pelecehan seksual di ruang publik, biasanya dilakukan di jalanan atau fasilitas umum lainnya.
Menurut Rainy, ada pengaruh relasi kuasa pada perilaku catcalling.
"Pelaku merasa berada pada posisi superior sehingga berhak melakukan sesukanya tanpa mempertimbangkan perasaan orang lain,"kata Rainy.
Pelakunya bisa siapa saja, baik laki-laki maupun perempuan, sendiri atau beramai-ramai.
Catcalling juga dapat dialami siapa saja tanpa pandang jenis kelamin.
Akan tetapi, kata Rainy, korban terbanyak adalah perempuan.
"Walau laki-laki bisa jadi korban catcalling, namun korban terbanyak perempuan," kata dia.
Bukan karena penampilan