Menaker Ida Fauziyah Sebut BLK Akan Ditutup Jika Hanya Menciptakan Pengangguran
Menaker Ida Fauziyah Sebut BLK Akan Ditutup Jika Hanya Menciptakan Pengangguran
Laporan Wartawan Tribunnews, Larasati Dyah Utami
TRIBUNSUMSEL.COM - Menteri Ketenagakerjaan, Ida Fauziyah mengancam akan menutup Balai Latihan Kerja (BLK) baik di pusat dan daerah untuk menutup BLK hanya menciptakan pengangguran.
Menurut Ida, BLK diciptakan agar dapat menjawab kebutuhan tenaga kerja di dunia usaha dan dunia industri.
Ida mendorong pengelola BLK, terutama BLK milik Pemerintah daerah agar pelatihan yang dijalankan sesuai dengan kebutuhan industri dan dunia usaha (DUDI) setempat, sehingga alumni pelatihan dapat langsung terserap ke pasar kerja.
"Kalau BLK ternyata akan melahirkan pengangguran baru, tidak usah bangun BLK Sofifi di Maluku Utara ini. Tutup saja BLK. Buat apa kalau pelatihan kita lakukan justru malah menambah pengangguran baru," kata Menaker Ida pada acara yang ditayangkan di Youtube, Jumat (5/3/2021).
Menaker Ida mengatakan, Maluku Utara merupakan salah satu daerah yang menjadi harapan bagi pembangunan wilayah Indonesia bagian Timur.
Hal itu dikarenakan Maluku Utara memiliki banyak sumber daya yang harus dikembangkan dan akan menarik investasi baru yang pada akhirnya akan menciptakan lapangan kerja baru.
Ia mengajak pemerintah dan swasta untuk menyiapkan SDM kompeten yang kompeten di Maluku Utara.
“SDM Maluku Utara harus menjadi tuan rumah di daerahnya sendiri. Ini menjawab tantangan pengangguran kita yang semakin tinggi. Kita tidak bisa melakukan kerja biasa-biasa saja. Kita harus bisa menjawab kebutuhan, tantangan, dan dinamika ketenagakerjaan," kata Menaker Ida.
Baca juga: Ketua DPC Demokrat Depok Sebut Orang yang Hadir di KLB Dipakaikan Baju Partai, Padahal Tak Dikenal
Baca juga: Terpilih Jadi Ketum, Moeldoko Disebut Bisa Bawa Demokrat Dapat Jatah Menteri di Kabinet Jokowi
Baca juga: AHY Minta Bantuan Jokowi dan Yasonna Laoly Untuk Tak Mengesahkan KLB Partai Demokrat di Medan
Menaker Ida juga mengajak seluruh pengelola BLK, termasuk BLK Ternate agar melakukan transformasi BLK.
Transformasi dilakukan dengan berbagai cara mulai dari reformasi kelembagaan, redesain substansi pelatihan, revolusi SDM, revitalisasi fasilitas dan sarana prasarana, rebranding BLK, dan relationship.
Ida menegaskan Kemnaker telah menyusun sejumlah kebijakan pelatihan vokasi agar sesuai dengan munculnya peluang usaha dan jenis pekerjaan baru di era pandemi.
Di antaranya adalah kebijakan Triple Skilling, yakni skilling, re-skilling, dan up-skilling bagi pekerja.
Selain itu, dilakukan juga optimalisasi pemagangan berbasis jabatan; peningkatan soft skills; perubahan kurikulum dan metode yang berfokus pada human digital online (menggunakan metode blended training); serta kolaborasi dengan semua stakeholders, terutama pelaku industri untuk menciptakan lulusan yang sesuai dengan kebutuhan pasar kerja.
Sinergi dan kolaborasi antara BLK dan stakeholders, terutama dari dunia usaha dan industri sebagai pengguna tenaga kerja menurut Ida sangat penting.