Mengintip Peluang Ridwan Kamil Untuk Jadi Ketum Partai Demokrat Gantikan AHY

Mengintip Peluang Ridwan Kamil Untuk Jadi Ketum Partai Demokrat Gantikan AHY

Editor: Slamet Teguh
Tribun Jabar/Muhamad Syarif Abdussalam
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengumumkan level kewaspadaan tingkat kabupaten dan kota di Jawa Barat setelah Pembatasan Sosial Berskala Besar ( PSBB) Jabar berakhir, di Gedung Pakuan, Rabu (20/5/2020). 

TRIBUNSUMSEL.COM - Isu KLB dipusaran Partai Demokrat hingga kini masih terus menjadi perhatian.

Sejumlah nama terus dikait-kaitkan untuk menjadi kandidat Ketua Umum (Ketum) Partai Demokrat menggantikan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).

Salah satu nama yang disebut ialah Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil.

Ia iba-tiba saja masuk dalam pusaran polemik Partai Demokrat.

Ridwan Kamil tiba-tiba disebut dalam salah satu kandidat Ketum Partai Demokrat.

Seperti diketahui, Ridwan Kamil disebut-sebut menjadi salah satu kandidat ketum melalui Kongres Luar Biasa (KLB) yang katanya bakal digelar para pendiri Partai Demokrat untuk menggantikan Ketum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).

Menanggapi kabar tersebut, Wakil Ketua DPD Partai Demokrat Jabar, Asep Wahyuwijaya, mengatakan Ridwan Kamil tidak mungkin mau masuk ikut campur polemik itu.

Bahkan, Asep menganggap para politisi yang mengklaim dirinya sebagai pendiri Partai Demokrat itu kini semakin tidak terkendali.

"Kalau saya secara pribadi, yakin seyakin-yakinnya, bahwa tidak mungkin Kang RK (Ridwan Kamil) itu mau masuk ke dalam pusaran tetabuhan para politisi liar itu. Kenapa mereka jadi semakin kerasukan saja ya," kata Asep, melalui ponsel, Rabu (3/3).

Baca juga: Demokrat Angkat Bicara Usai Jhoni Allen Ancam Akan Bongkar Kuitansi Bukti Mahar Kader Untuk Nyaleg

Baca juga: Tunjukkan Bukti Ini, Andi Arief Menduga Gerakan Kudeta Demokrat Digelar Sumut, Sebut Nama Moeldoko

Baca juga: Andi Arief Tunjukkan Bukti, Moeldoko CS Bakal Kudeta Partai Demokrat di Sumut, ada Daftar Nama

Asep mengatakan keyakinannya itu didasari pernyataan Ridwan Kamil sendiri yang mengaku menolak sejumlah tawaran untuk memimpin partai di Jabar, beberapa waktu lalu. Dengan begitu, kata Asep, Ridwan Kamil pun tidak mungkin mengambil posisi pimpinan di Partai Demokrat.

"Saya denger Kang RK itu ditawarin jadi pimpinan partai di Jabar saja nggak mau. Jadi, insyaallah, saya yakin Kang Emil tidak akan terjebak oleh gumaman halusinasi gerombolan liar itu," ujarnya.

Asep pun menilai, klaim pendiri Partai Demokrat yang mengaku mengantongi 80 persen dukungan DPC ini adalah sebagai hal yang mengada-ngada.

"DPC dan DPD yang mana. Setahu saya semua Ketua DPD Partai Demokrat se-Indonesia sudah berikrar dan solid bersama Ketum AHY dan jajarannya. Jangan-jangan, malah yang disampaikan adalah DPD yang abal-abal," katanya.

Asep mengatakan dalam AD/ART Partai Demokrat disebutkan bahwa penyelenggaraan KLB wajib memenuhi syarat adanya permohonan dari DPC dan DPD dalam jumlah tertentu serta mengharuskan adanya persetujuan Majelis Tinggi Partai (MTP).

"DPC dan DPD yang mana, lalu di mana juga posisi persetujuan MTP-nya. Ini bukan masalah dinasti atau bukan, ini masalah ketentuan internal partai yang sudah disahkan oleh negara melalui Kemenkum HAM," jelasnya.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved