SOSOK Khairul Anak Santoso Pentolan Teroris MIT Poso yang Tewas, Bom Meledak di Badannya Sendiri
Pihak Kepolisian pun segera melakukan identifikasi terhadap jenazah dua anggota MIT Poso tersebut.
Kemudian, dua jenazah kelompok MIT dibawa ke rumah sakit Bhayangkara untuk dilakukan proses autopsi.
Dari lokasi, Satgas Madago Raya juga menyita sejumlah barang bukti.
Di antaranya, amunisi laras panjang, bahan makanan, sayur mayur, jam tangan, GPS, dan perlengkapan lainnya.
Rencanakan Teror Warga
Sebelum tewas, Khairul dan DPO Kelompok Mujahidin Indonesia Timur (MIT) Poso diduga berencana melakukan teror kepada masyarakat.
Kapolda Sulteng Irjen Pol Abdul Rakhman Baso mengatakan, aksi seperti itu sudah sering dilakukan MIT Poso agar pemenuhan logistik tetap berjalan.
Lanjut Kapolda Irjen Pol Abdul Rakhman Baso, berdasarkan informasi masyarakat ada dugaan DPO MIT Poso akan melakukan kegiatan teror.
“Ada kegiatan kelompok ini, kemungkinan melakukan amaliyah,” sebut Kapolda Sulteng, Selasa (2/3/2021) siang.
Dari informasi masyarakat, biasanya kelompok MIT Poso memaksa warga untuk membantu persediaan logistik.
“Kalau bertemu dengan masyarakat yang tidak bisa membantu atau membelikan apa, itu diteror,” jelasnya.
“Kemungkinan ya, itu informasi yang kita peroleh dari masyarakat,” tambahnya.
Sebelumnya, telah diberitakan, pekan lalu satgas Madago Raya sempat kontak tembak dengan DPO kelompok MIT Poso di Kampung Muara, Desa Salubanga, Kecamatan Sausu, Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah.
Selain baku tembak, dua DPO MIT Poso juga melempar bom lontong.
Diduga kelompok MIT Poso menyuruh warga untuk membuat bom lontong.
"Kalau tidak, warga diancam," kata Kapolda Sulteng.