Berita PALI

Harga Getah Karet Mingguan di PALI Rp 10.500 Per KG, Ini Pesan Untuk Petani

Harga getah karet kualitas mingguan di Pasar getah Desa Karta Dewa Kecamatan Talang Ubi, Senin (1/3/2021) mencapai Rp 10.500/kilogram.

SRIPOKU/REIGAN
Aktivitas di Pasar getah Desa Karta Dewa Kecamatan Talang Ubi, Senin (1/3/2021). Harga getah karet kualitas mingguan mencapai Rp 10.500/kilogram 

TRIBUNSUMSEL.COM,PALI -- Trend harga getah karet di sejumlah wilayah Provinsi Sumatera Selatan beberapa pekan terakhir mengalami kenaikan, termasuk di Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir (PALI).

Harga getah karet kualitas mingguan di Pasar getah Desa Karta Dewa Kecamatan Talang Ubi, Senin (1/3/2021) mencapai Rp 10.500/kilogram.

Salah satu petani karet dari Desa Karta Dewa, Amrin berkata bahwa dengan naiknya harga Getah di pasaran, tentu menambah semangat petani karet ditengah pandemi corona yang tak kunjung berakhir. 

Menurutnya, harga getah Rp 10.500/kg memang belum sebanding dengan harga kebutuhan pokok, tetapi dengan harga itu sudah bisa memperbaiki ekonomi petani. 

"Alhamdulillah harga getah naik lagi. Dari minggu lalu dihargai Rp 9.500/kg dan minggu ini Rp 10.500/kg." ungkapnya, Senin. 

"Tentu saja kami berharap kondisi ini akan terus naik agar bisa sebanding dengan harga-harga kebutuhan pokok," harapnya lagi.

Baca juga: Motor Teman Ditukar Sabu, Dua Pria Warga Handayani Mulya PALI Ditangkap Tim Elang

Sementara, Ketua Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) PALI, Edi Eka Puryadi berkata, dengan kenaikan harga getah kualitas mingguan di PALI, diharapkan para petani tetap menjaga kualitas getah hasil sadapannya agar harga getah terus meningkat. 

"Saat harga karet naik, petani harus bisa menyisihkan pendapatannya dan menyimpannya dengan cara menabung. Kemudian, jangan lupa juga kualitas getah harus terus ditingkatkan agar pembeli banyak datang ke PALI." jelasnya. 

Dijelaskan, jika pembeli semakin banyak, maka akan ada persaingan harga yang berimbas harga getah karet bisa tinggi,. 

Politisi PKS itu berpesan, petani karet di PALI harus bisa mendatangkan penghasilan lain dalam menopang ekonomi keluarganya, misalnya melakukan tumpang sari. 

"Banyak jenis tanaman yang bisa menghasilkan uang yang ditanam diantara pohon karet atau memanfaatkan lahan pekarangan dengan menanam sayuran, minimal hasilnya bisa dikonsumsi sendiri." katanya. 

"Bisa juga dengan melakukan budidaya ikan air tawar serta memanfaatkan sumber daya alam yang banyak tersedia dilingkungan kita. Kami juga meminta dinas terkait, untuk gencar melakukan pembinaan agar produksi getah petani meningkat dan membina petani supaya mendapat penghasilan lain diluar dari hasil karet," ujarnya (SRIPOKU/REIGAN)

Sumber: Sriwijaya Post
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved