'Bapaknya Meninggal, Anaknya Mau Makan Apa', Tangis Keluarga Korban Penembakan oleh Oknum Polisi

Tangis Berlian yang mengenakan baju warna hijau pecah sesaat sebelum peti jenazah suaminya dibawa dari keluar dari Instalasi Forensik RS Polri Kramat

Editor: Weni Wahyuny
TribunJakarta.com/Bima Putra
Ratna Berlian Rumahorbo (baju hijau) menangis saat proses pengambilan jenazah suaminya, Doran Manik di RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur, Kamis (25/2/2021). 

TRIBUNSUMSEL.COM - Tiga jenazah korban penembakan Bripka Cornelius Siahaan pada Kamis (25/2/2021) dibawa pihak keluarga dari Instalasi Forensik RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur.

Ketiga jenazah yang sebelumnya dibawa ke Instalasi Forensik sekitar pukul 10.00 WIB dibawa pihak keluarga setelah rampung menjalani autopsi.

Jenazah Doran Manik (39) yang merupakan kasir kafe lokasi penembakan jadi yang pertama dibawa meninggalkan RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur.

Didampingi sang istri, Ratna Berlian Rumahorbo (40) jenazah ayah tiga anak itu dibawa dari Instalasi Forensik RS Polri Kramat Jati sekira pukul 19.16 WIB.

Tangis Berlian yang mengenakan baju warna hijau pecah sesaat sebelum peti jenazah suaminya dibawa dari keluar dari Instalasi Forensik RS Polri Kramat Jati.

Pihak keluarga yang ikut mendampingi proses pengambilan jenazah berusaha keras menenangkan agar Berlian tidak larut dalam duka saat jenazah dibawa.

Jenazah Doran Manik yang baru sekitar enam bulan bekerja sebagai kasir di kafe lokasi penembakan rencananya dimakamkan di Lampung.

Marupa Rumahorbo, mertua mendiang Doran Manik berharap Bripka CS mendapat hukuman setimpal.

Ia juga menuntut pelaku memperhatikan anak korban.

"Cuman saya minta agar anak diperhatikan. Karena korban adalah tumpuan keluarga," ucap Marupa.

"Kalau bapaknya meninggal anaknya mau makan apa? Perlu (biaya) sekolah," ia menambahkan.

Baca juga: PECAH, Tangis Keluarga TNI dan Pegawai Kafe yang Ditembak Bripka CS, Datangi RS Polri Kramat Jati

Baca juga: Bripka CS Mabuk saat Keluarkan Senpi dan Tembaki 4 Orang, Kronologi Penembakan di Kafe Cengkareng

Doran Manik merupakan tulang punggung keluarga meninggalkan dua anak laki-laki dan satu perempuan masih kecil.

Anak laki-laki tertua Doran yang tercatat siswa kelas 5 SD berusia 11 tahun.

Anak kedua berusia 9 tahun, sementara anak perempuan berusia 2 tahun.

"Makannya saya harap siapa pun yang melakukan (penembakan) ini agar tanggung jawab menyekolahkan anak-anaknya, itu permintaan keluarga," ujarnya.

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved