AHY Ungkap Fakta, Presiden Jokowi Disebut Tidak Mengetahui Isu Kudeta Posisi Ketum Partai Demokrat
AHY Ungkap Fakta Baru, Presiden Jokowi Disebut Tidak Mengetahui Isu Kudeta Posisi Ketum Partai Demokrat
TRIBUNSUMSEL.COM - Meski sudah berjalan beberapa pekan.
Nyatanya isu kudeta pada posisi Ketua Umum Partai Demokrat hingga kini masih menjadi pembahasan.
Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mengungkapkan sejumlah fakta baru pada kasus ini.
AHY menyebut gerakan pengambilalihan Partai Demokrat diduga tak diketahui Presiden Joko Widodo meski diduga ada pihak Istana yang terlibat.
AHY mengaku telah mendapat sinyal bahwa Presiden Joko Widodo tidak tahu-menahu adanya gerakan itu.
Menurut AHY, kudeta itu diduga melibatkan Kepala Staf Presiden Moeldoko.
Hal itu disampaikan AHY dalam pesan kepada pengurus tingkat pusat dan daerah serta semua kader Partai Demokrat, Rabu (17/2/2021).
"Saya sudah mendapatkan sinyal bahwa Bapak Presiden tidak tahu-menahu tentang keterlibatan salah satu bawahannya itu. Ini hanya akal-akalan kelompok GPK-PD untuk menakut-nakuti para kader," kata AHY dalam pesan tersebut.
AHY pun menyatakan, hubungan antara Presiden Joko Widodo dan Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat sekaligus presiden keenam RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) cukup baik.
Ia mengatakan, memang ada pihak yang ingin memecah belah hubungan baik antara Jokowi dan SBY dengan menggulirkan isu kudeta di Partai Demokrat.
"Hubungan Pak SBY dan Pak Jokowi cukup baik, tetapi kelompok ini berusaha memecah belah hubungan yang telah terjalin dengan baik itu," kata AHY.
Baca juga: Partai Demokrat Marah, Sebut Pernyataan Marzuki Alie Soal SBY-Megawati Merupakan Statement Hantu
Baca juga: Demokrat Sindir Pemerintah Lagi Sebut Heran Jokowi Lempar Wacana Revisi UU ITE Tapi Tolak RUU Pemilu
Baca juga: SBY Disebut Terima Dana Rp 9 M Untuk Bangun Museum SBY ANI, Politikus Demokrat, Andi Arief Marah
Menurut AHY, ia masih terus memantau dan menerima laporan dari para kader terkait upaya kudeta di Partai Demokrat.
Ia menuturkan, awalnya para pelaku gerakan berusaha memengaruhi para pemilik suara dengan memengaruhi pengurus DPD dan DPC serta para mantan pengurus.
Lalu, kata AHY, para pelaku gerakan mengeklaim telah mengumpulkan puluhan bahkan ratusan suara untuk dapat menyelenggarakan kongres luar biasa (KLB), padahal hanya tipuan.
Kemudian, para pelaku gerakan menggunakan alasan KLB karena faktor internal.
Padahal, AHY menegaskan, persoalan itu adalah persoalan eksternal.
"Yakni kelompok ini sangat menginginkan seseorang sebagai capres 2024 dengan jalan menjadi Ketua Umum PD melalui KLB," ujar AHY.
Diberitakan sebelumnya, AHY menyebut ada sejumlah pihak yang hendak melengserkannya dari kursi ketua umum Partai Demokrat dengan menggelar KLB.
Beberapa pihak yang disebutnya diduga terlibat ialah para mantan pengurus Demokrat, yakni Darmizal, Marzuki Alie, Muhammad Nazaruddin, dan politisi aktif Demokrat Jhoni Alen Marbun.
Selain itu, AHY menyatakan, ada pejabat di lingkungan Istana Kepresidenan yang terlibat dalam upaya pelengserannya dengan menggulirkan isu KLB.
Pejabat yang dimaksud ialah Kepala Kantor Staf Presiden Moeldoko.
Moeldoko membantah tudingan tersebut.
Ia mengaku tak punya hak untuk mengambil alih kepemimpinan Partai Demokrat karena bukan bagian dari internal partai. (*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "AHY Sebut Jokowi Tak Tahu-menahu soal Kudeta di Demokrat".