Partai Demokrat Sindir Jokowi, Sebut Minta Kritikan Itu Ditujukan ke Pendukungnya yang Hanya Memuji

Partai Demokrat Sindir Jokowi, Sebut Minta Kritikan Itu Ditujukan ke Pendukungnya yang Hanya Memuji

Editor: Slamet Teguh
IST
Presiden Jokowi saat memberikan kata sambutan diacara Peresmian  Tol Kayuagung - Palembang - Betung, Ruas Kayuagung Palembang, Selasa (26/1/2021).  

TRIBUNSUMSEL.COM - Pernyataan Presiden Joko Widodo yang meminta masyarakat untuk lebih aktif menyampaikan kritik ke pemerintah terhadap layanan publik. 

Mendapat tanggapan dari semua sejumlah tokoh.

Salah satunya ialah Kepala Badan Komunikasi Strategis DPP Partai Demokrat Herzaky Mahendra Putra.

Herzaky meminta semua pihak untuk introspeksi diri dan memahami apa maksud pernyataan itu. 

"Kita harus mengetahui terlebih dahulu, kepada siapa pernyataan ini ditujukan.Presiden Joko Widodo mungkin meminta kepada para pendukungnya untuk introspeksi diri, untuk aktif mengkritik juga," ujar Herzaky, kepada wartawan, Selasa (16/2/2021). 

Dugaan Herzaky bisa saja Jokowi meminta kritikan dari pendukungnya sebab selama ini pendukungnya mungkin hanya memuji dan mengiyakan apapun kebijakan dan langkah-langkah beliau. 

"Padahal, kondisi seperti ini kan berbahaya. Beliau mungkin belajar dari pengalaman almarhum Pak Harto," kata dia. 

Herzaky menceritakan di zaman Soeharto, semua orang dekatnya selalu memuji dan selalu mengatakan rakyat masih membutuhkan yang bersangkutan. 

Baca juga: Fahri Hamzah Kembali Dukung Wacana Presiden Jokowi Untuk Merevisi UU ITE Saya Usul Cabut Saja

Baca juga: Anies Baswedan Sebut Kritik Bukan Hal Baru Usai Presiden Jokowi Minta Dikritik Oleh Publik

Baca juga: Arti Pasal Karet, Disinggung Presiden Jokowi, Pengamat Sebut Ada 9 Pasal Karet di UU ITE

Baca juga: Ganjar Pranowo Pastikan Tak Akan Turuti Perpres Jokowi Terkait Sanksi Warga yang Menolak Divaksin

Akan tetapi semua berubah ketika Indonesia mengalami krisis ekonomi karena tekanan ekonomi global dan fondasi ekonomi Indonesia tidak cukup kuat karena kebijakan yang keliru hingga menguatnya tekanan dari rakyat pada tahun 1998. 

Ternyata, lanjut Herzaky, para menteri, pembantu beliau di kabinet, dan pendukungnya balik badan semua membiarkan Soeharto mengatasi masalah sendiri, yang kemudian berujung kepada pengunduran diri di Mei 1998. 

"Karena itulah, mungkin Pak Jokowi minta pendukungnya aktif mengkritik, jangan memuji-mujinya saja. Pak Jokowi sepertinya habis membaca penilaian The Economist Intelligence Unit mengenai kinerja demokrasi Indonesia yang terus menurun. Bahkan, terjelek selama 14 tahun terakhir," ungkapnya. 

"Beliau mungkin merasa sudah bekerja sebaik mungkin, lalu para pembantunya di kabinet juga memberitahu beliau kalau demokrasi kita baik-baik saja, tapi mengapa menurut berbagai lembaga demokrasi yang kredibel, kinerja demokrasi Indonesia ternyata terus menurun. Nah, mungkin karena itulah beliau minta para pendukungnya aktif mengkritik, mengingatkan kalau ada langkah beliau yang tidak berpihak pada rakyat," imbuhnya. 

Lebih lanjut, Herzaky menegaskan memang kritik laiknya obat.

Dia mengutipnya dari Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono. 

"Jika (kritikan) dosisnya tepat, bakal mampu menanggulangi permasalahan. Sedangkan pujian itu laksana gula. Kalau berlebihan, bisa menyebabkan sakit," tandasnya. 

Halaman
12
Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved