Djarot Sebut Isu Kudeta yang Buat Popularitas Demokrat dan AHY Melejit Terinspirasi Dari Drakor

Djarot Sebut Isu Kudeta yang Buat Popularitas Demokrat dan AHY Melejit Terinspirasi Dari Drakor

Editor: Slamet Teguh
ARIEF BASUKI ROHEKAN/TRIBUNSUMSEL.COM
Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Vincentius Jyestha

TRIBUNSUMSEL.COM, JAKARTA - Usai adanya isu kudeta Partai Demokrat yang diutarakan oleh Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono.

Popularitas dan favorabilitas AHY bersama Partai Demokrat melejit semenjak isu kudeta partai itu mengemuka.

Ketua DPP PDI Perjuangan Djarot Saiful Hidayat pun angkat bicara terkait popularitas Demokrat dan AHY yang melejit.

"Mantap dong (popularitasnya meningkat, - red)," ujar Djarot, ketika dihubungi Tribunnews.com, Senin (8/2/2021).

Djarot juga tak menutup kemungkinan mengenai isu kudeta hanya dimainkan agar partai berlambang mercy dan nama AHY tersebut mendulang popularitas.

Hanya saja, mantan Gubernur DKI Jakarta itu berharap dugaan tersebut salah dan keliru. Djarot juga menyebut isu kudeta yang diduga dimainkan Partai Demokrat terinspirasi oleh drama korea (drakor).

"Saya ucapkan selamat dan sukses dalam memainkan isu kudeta yang mungkin saja, mudah-mudahan saya keliru, terinsipirasi sama popularitas drakor," kata Djarot.

Nama AHY Melejit, Mardani Ali Sera Sebut Isu Kudeta di Demokrat Bakal Membawa Insentif Politik

Hukuman Dipotong, Anas Urbaningrum Bakal Bebas Tahun 2022, Namanya Disebut Dalam Isu Kudeta Demokrat

Sekjen Demokrat Sebut Nasib Partai Jika GPKPD Diselenggarakan dan Moeldoko Jadi Ketum Baru

Sebelumnya diberitakan, Popularitas dan favorabilitas Ketua Umum Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) bersama Partai Demokrat melejit semenjak isu kudeta partai itu mengemuka.

Hal itu disampaikan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) DPP Partai Demokrat Tomi Satryatomo dalam diskusi Proklamasi Democracy Forum bertajuk 'Prahara Hostile Take Over Partai Politik Dalam Arena Demokrasi' secara virtual, Minggu (7/2/2021).

Tomi menjelaskan, pihaknya membuat riset dengan cara memetakan pertarungan narasi upaya pengambilalihan paksa, menggunakan tools yang disebut sebagai social network analysis.

"Kita lihat popularitas dan favorabilitasnya. Kita buat dua periode supaya ada perbandingan," kata Tomi.

Tomi menguraikan, periode pertama dilakukan 7 hari sebelum AHY memberikan keterangan pers soal adanya upaya kudeta Partai Demokrat (24 Januari sampai 30 Januari).

Di waktu itu, popularitas Partai Demokrat berada pada urutan ketiga

"Tapi pada tanggal 31 januri sampai 6 Februari popularitasnya melejit jauh di atas 70 ribu dan favorabilitasnya pun naik jauh mengatasi partai-partai lain," ucap Tomi.

Halaman
12
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved