Cerita Kombes Pol CF Hotman Sesaat Tiba di Palembang, Pembangunan Pesat Tapi Pengendara Tak Tertib
Dirlantas Polda Sumsel Kombes Pol CF Hotman Sirait mengaku sangat terkesima pembangunan palembang. Tapi banyak pengendara tidak tertib lalu lintas
Penulis: M. Ardiansyah | Editor: Yohanes Tri Nugroho
TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Belum pernah bertugas di Sumsel khususnya Palembang, Dirlantas Polda Sumsel Kombes Pol CF Hotman Sirait mengaku sangat terkesima dengan cepatnya pembangunan yang ada.
Lama bertugas di Makasar, bapak empat anak ini mengaku pertama kali bertugas di Sumsel pastinya ada tantangan dan juga tugas yang harus dijalankan dengan baik.
"Tahu kemajuan Sumsel, pertama kali mulai banyaknya event-event internasional yang dilaksanakan. Sampai, dilaksanakan Asian Games di Palembang," ujarnya saat ditemui, Selasa (26/1/2021).
Bapak empat putri ini lama bertugas di Makasar. Setidaknya, 11 tahun bertugas di Makasar dan sejumlah jabatan penting juga sudah dijalaninya.
Namun, saat masuk ke Sumsel khususnya Palembang, Hotman mengaku budaya berlalu lintas warga Palembang tidak diiringi dengan pesatnya pembangunan yang ada.
Padahal, majunya pembangunan di suatu daerah, harusnya juga dibarengi dengan budaya tertib di segala bidang termasuk berlalu lintas.
Namun, dari survei yang dilakukannya kesadaran berlalu lintas sangat minim.
"Budaya berlalu lintas di Palembang, masih belum tertib. Padahal kemajuan pembangunannya sangat pesat. Perlu masyarakat ketahui juga, bila pelanggaran itu awal terjadinya kecelakaan.
Tidak salah, bila kita semua untuk tertib berlalu lintas. Tidak hanya demi semua, tetapi juga diri sendiri," ungkapnya.
Dari itulah, ia mulai berpikir sebagai orang nomor satu di jajaran lalu lintas Sumsel, berupaya untuk melibatkan banyak pihak dalam edukasi tertib berlalu lintas.
Langkah preemtif, dikemas dalam bentuk yang mudah diterima masyarakat secara langsung.
Cara lain, Hotman juga telah memerintahkan seluruh jajaran Kasat Lantas untuk mempelajari daerah rawan lalu lintas yang ada di wilayah masing-masing.
Dari analisa yang dihasilkan, dibuat reportase secara visual dengan menjelaskan daerah yang rawan kecelakaan agar dimengerti masyarakat.
Langkah preventif atau penindakan juga perlu dilakukan. Namun, menurutnya langkah tersebut harus dilakukan terakhir.
Karena, masih banyak langkah yang bisa diambil agar masyarakat sadar pentingnya budaya tertib berlalu lintas.