Pembunuhan di Muratara

Polisi Tangkap Pria Muda Pembunuh Paman di Muratara, Kaki Pelaku Ditembak 2 Lubang

Dari foto penangkapan yang dikirim polisi, terlihat kedua kaki terduga pelaku diperban. Terduga pelaku dihadiahi timah panas polisi diduga karena hen

Penulis: Rahmat Aizullah | Editor: Vanda Rosetiati
TRIBUN SUMSEL/RAHMAT AIZULLAH
Terduga pelaku pembunuhan di Kabupaten Muratara diringkus polisi di Kota Lubuklinggau, Jumat (15/1/2021) siang. Tersangka Alek Sander membunuh pamannya diduga karena masalah warisan. 

Setelah melihat korban, warga kemudian memberi tahu ke pemerintah desa setempat lalu melapor ke Polsek Nibung.

Korban Ardeni belakangan diketahui dibunuh oleh keponakannya sendiri bernama Alek Sander.

Dedi mengungkapkan, motif dari pembunuhan sadis ini diduga dilatarbelakangi masalah warisan.

Diketahui, korban menggarap tanah hak waris milik SH yang merupakan kakak kandung korban.

Sedangkan SH adalah bapak kandung dari Alek Sander terduga pelaku pembunuhan.

"Motifnya diduga masalah warisan, dimana korban ini menggarap tanah hak waris milik bapak pelaku," kata Dedi.

Alasan polisi menduga pelaku pembunuhan adalah ponakan korban karena ada saksi yang melihat.

"Ada yang melihat, dan orangtua pelaku juga sudah diperiksa," kata Dedi.

Tinggalkan 10 Anak Ada yang Masih Balita

Kesedihan mendalam tampak jelas dari raut muka keluarga korban pembunuhan di Kabupaten Musi Rawas Utara (Muratara).

Ardeni alias Den bin M Awi (50 tahun) dibunuh keponakannya sendiri berinisial AX di Desa Jadi Mulya 1, Kecamatan Nibung, Kabupaten Muratara.

Anak korban pembunuhan tak henti-hentinya menangis saat pemakaman ayahnya, Jumat (15/1/2021). Ardeni alias Den bin M Awi (50 tahun) dibunuh keponakannya sendiri di Kabupaten Musi Rawas Utara (Muratara), Kamis (14/12021).
Anak korban pembunuhan tak henti-hentinya menangis saat pemakaman ayahnya, Jumat (15/1/2021). Ardeni alias Den bin M Awi (50 tahun) dibunuh keponakannya sendiri di Kabupaten Musi Rawas Utara (Muratara), Kamis (14/12021). (TRIBUN SUMSEL/RAHMAT AIZULLAH)

Ardeni, warga Desa Karang Dapo 1, Kecamatan Karang Dapo ini dikebumikan di tempat pemakaman umum (TPU) setempat, Jumat (15/1/2021) siang.

Pantauan Tribunsumsel.com, setelah korban dikebumikan, sebagian warga pulang namun keluarga korban tetap di pemakaman.

Mereka membaca Surah Yasin dan doa bersama di samping makam korban.

Istri dan anak-anak korban tak henti-hentinya menangis sambil membaca Surah Yasin.

Korban diketahui memiliki dua orang istri dan 10 orang anak.

Anak yang ditinggalkan korban ada yang masih balita (bawah lima tahun) dan ada juga yang telah menikah.

"Ya Allah, kejam nian," tutur istri korban.

Ikuti Kami di Google Klik

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved