Kecelakaan Sriwijaya Air
3 Fakta Baru Kecelakaan Sriwijaya Air SJ 182, Pesawat Tak Meledak di Udara, Black Box Ditemukan
Lebih lanjut, Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto juga mengatakan, FDR ditemukan pada pukul 15.40 WIB beserta underwater pinger.
"Karena bagian pinger di FDR dan CVR ditemukan terlepas dari dua bagian ini," katanya.
Marsekal Hadi juga mengungkapkan, operasi belum selesai dan akan terus dilanjutkan untuk melakukan evakuasi korban.
Juga, menemukan potongan badan pesawat yang harus diangkat untuk keperluan penyelidikan lebih lanjut.
Kotak hitam berupa FDR ditemukan di antara Pulau Laki dan Pulau Lancang, Kepulauan Seribu.
Komandan Satuan Tugas Laut (Dansatgasla) Operasi SAR Sriwijaya Air, Laksamana Pertama Yayan Sofyan mengatakan, FDR ditemukan di timbunan puing pesawat.
Pesawat tidak meledak di udara
Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) memprediksi pesawat Sriwijaya Air SJ-182 tidak meledak di udara.
Hingga kini, KNKT terus mengumpulkan data terkait kecelakaan pesawat Sriwijaya Air SJ 182 tersebut.
Kepala KNKT Soerjanto Tjahjono mengatakan, pihaknya sudah mengumpulkan data pemantauan radar Automatic Dependent Surveillance-Boradcast (ADS-B) dari Perum LPPNPI (Airnav Indonesia).
"Dari data tersebut, tercatat pesawat mengudara pada pukul 14.36 WIB, terbang menuju arah barat laut."
"Dan pada pukul 14.40 WIB, pesawat mencapai ketinggian 10.900 kaki," kata Soerjanto dalam keterangan tertulisnya, Selasa (12/1/2021).
Soerjanto mengatakan, tercatat pesawat mulai turun dan data terakhir pesawat pada ketinggian 250 kaki.
Terekamnya data sampai dengan 250 kaki mengindikasikan sistem pesawat masih berfungsi dan mampu mengirim data.
"Dari data ini kami menduga, mesin dalam kondisi hidup sebelum pesawat membentur air," katanya.
Data lapangan lain yang didapat KNKT dan KRI Rigel adalah sebaran wreckage memiliki besaran dengan lebar 100 meter dan panjang 300-400 meter.