Kecelakaan Sriwijaya Air

Gambar Pesawat dan Tulisan di Kamar Kapten Didik Gunardi Buat Heran Keluarga, Awal Mula jadi Pilot

Didik menumpang Sriwijaya Air SJ182 rute Jakarta - Pontianak, bersama lima crew dan rencananya pada Minggu (10/1/2021), dia menerbangkan pesawat Nam A

Editor: Weni Wahyuny
TRIBUNJAKARTA.COM/YUSUF BACHTIAR
Keluarga saat menunjukkan foto Didik dan istrinya ketika sama-sama masih bekerja di Maskapai Merpati Airline. Kapten Didik Gunardi (49) sudah merintis karier sebagai pilot sejak 1993, cita-cita bekerja di dunia penerbangan sudah tertanam sejak kecil. 

"Keluarga nggak ada yang dikasi tahu, tahunya pas dia lolos seleksi beasiswa terus bilang mau berhenti kuliah karena mau ambil sekolah penerbangan di New Zealand," tuturnya.

Dua tahun Didik mengeyam pendidikan di New Zealand, baru dari situ karirnya dimulai di maskapai yang selama ini dia idam-idamkan yakni, Merpati Airline.

"Setelah sekolah pilot selesai dia langsung bekerja di Merpati, pertama-tama ditugaskan di Papua menjadi pilot untuk penerbangan perintis di sana," tuturnya.

Pada medio 2000-an, kondisi Merpati Airline yang tak tenar seperti dahulu tidak membuatnya mudur mengabdi sebagai pilot di perusahaan tersebut.

Bisnis perusahaan penerbangan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) itu mulai goyang, rekan satu angkatannya sesama pilot mulai bepindah tempat bekerja.

Foto Kapten Didik Gunardi (49), pilot Maskapai Nam Air yang masuk dalam manifest Sriwijaya Air SJ182 rute Jakarta - Pontianak yang jatuh di perairan Kepulaun Seribu.
Foto Kapten Didik Gunardi (49), pilot Maskapai Nam Air yang masuk dalam manifest Sriwijaya Air SJ182 rute Jakarta - Pontianak yang jatuh di perairan Kepulaun Seribu. (TRIBUNJAKARTA.COM/YUSUF BACHTIAR)

Didik yang merasa sangat cinta dengan Merpati Airline tetap tidak bergeming, dia bertahan meski kondisi perusahaan goyang.

"Dia meskipun di Merpati yang mau colabs temen-temennya itu pada daftar ke Lion ataupun dimana, namun dia tidak mau," tuturnya.

Inda menjelaskan, adiknya menjaga loyalitas ke maskapai Merpati bukan sekedar kecintaan sejak kecil.

Tetapi, dia sudah merasa memiliki hutang budi melalui beasiswa sekolah penerbangan yang menjadikannya seorang pilot.

"Dia tetap jaga loyalitas dan dedikasi dia di Merpati karena dia sudah terlanjur hutang budi, merasa disekolahkan dan memiliki tanggung jawab," ucapnya.

Hingga pada akhirnya, Merpati Airline sudah diujung tanduk, bisnis maspakai penerbangan itu menurun dratis dan mempersilahkan pegawainya untuk hengkang.

Didik harus merelakan angkat kaki dari maskapai yang selama ini dicintai, ayah lima orang anak itu harus melanjutkan karirnya dan mendaftar di maskai Nam Air.

"Setelah Merpati menyatakan bahwa silahkan kalau mau keluar mau mendaftar ke maskapai lain, kebetulan waktu itu dia daftar ke Nam Air tahun 2014 pas pembukaan lowongan dan diterima," kata Inda.

Karir di maskapai Nam Air berjalan mulus, Didik hingga kini masih tercatat sebagai pilot yang sudah memiliki pengalaman terbang cukup banyak.

Selain kecintaannya dengan dunia penerbangan, Didik juga menikahi seorang pramugari bernama Ari Kartini (40).

Halaman
123
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved