Korban Kecelakaan Sriwijaya Air SJ 182

Sosok Rion Yogatama Korban Sriwijaya Air SJ 182, Ibunda Ungkap Pesan Menyentuh Rion Untuk 4 Adiknya

Oni Kartika Sari ibunda Rion pun terlihat begitu terpukul dan masih tak percaya bila sulung dari lima bersaudara ini menjadi korban pesawat jatuh.

Penulis: Eko Hepronis | Editor: Yohanes Tri Nugroho
TRIBUNSUMSEL.COM/EKO
Ibu Rion, Oni Kartika Sari dan Rion Yogatama. Rion warga Lubuklinggau merupakan seorang penumpang pesawat Sriwijaya Air SJ 182 yang jatuh di Tanjung Pasir Pulau Lancang, Kepulauan Seribu, Sabtu (9/1/2020) kemarin 

Vivi istri korban menceritakan awalnya suaminya terbang ke Jakarta dari Lubuklinggau naik Batik Air dan rencananya transit di Jakarta naik Nam Air. 

"Kemudian dialihkan naik Sriwijaya Air, seharusnya berangkat pukul 07.00 WIB, jadi karena paginya telat akhirnya diganti pukul 13.00 WIB," ujarnyanya pada wartawan. 

Ia mengungkapkan, terakhir kontak dengan suaminya via whatsapp dengan suaminya sekitar pukul 12.20 WIB, saat itu suaminya mengabarkan pesawatnya berangkat pukul 13.00 WIB. 

Kemudian, sekira pukul 15.00 WIB Vivi kembali mengirim pesan, namun pesannya hanya ceklis. Karena ragu Vivi pun mencoba menghubungi suaminya beberapa kali. 

"Aku kirim pesan ceklis kemudian aku telpon tidak bisa, kemudian aku tanya teman yang satu kantor, pesawat yang dari Jakarta ke Pontianak berapa jam ternyata dijawanya pejalanan dari Jakarta itu 1,5 jam," ungkapnya. 

Setelah itu, ia meminta kepada temanya untuk mencari kabar terkait suaminya, namun, hingga sekarang belum ada kabar apa pun dari temannya tersebut. 

"Saat ini keluarga sudah ada menunggu informasi  ke Jakarta. 
Rencananya berangkat ada tapi sekarang untuk sementara sudah ada perwakilan," ujarnya. 

Sementara paman korban Suyitno mengungkapkan, pihak keluarga mengetahui bila Rion menjadi korban setelah informasi dari group whatsapp keluarga. 

"Kita kroscek ternyata benar dia (Rion) berangkat dari Lubuklinggau hari Jumat dan berangkat ke Pontianak hari ini (red)," ungkapnya. 

Ia menuturkan, kontak terakhir istrinya dan kedua anaknya sebelum berangkat, sampai saat ini pihak keluarga masih menunggu kejelasan karena orang tuanya mengatakan sampai di Jakarta ketinggalan pesawat. 

"Kebenaran belum bisa dipastikan masih menunggu informasi lebih lanjut," ujarnya. 

Ia menambahkan, bila keponakannya itu pergi ke Pontianak karena ada panggilan kerja, selama ini keponakannya itu bekerja sebagai teknisi tower dan kerjanya selalu pindah-pindah. 

"Pernah di Pekanbaru, pernah di Bali,  Kalimantan bahkan pernah sampai ke Aceh," tambahnya.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved