Berita Palembang
Kapolsek Seberang Ulu II Pastikan Tidak Ada Tanda Kekerasan, Siswa Tewas di Sawah Karena Sakit Ayan
Kita sudah melakukan olah TKP dan mendatangi rumah korban. Setelah dilakukan pemeriksaan terhadap korban tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan maupun
Penulis: Pahmi Ramadan | Editor: Vanda Rosetiati
TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Kapolrestabes Palembang Kombes Pol Anom Setyadji melalui Kapolsek Seberang Ulu II AKP Roy A Tambunan menegaskan tidak ada tanda kekerasan pada jenazah siswa SD di Palembang ditemukan tewas di sawah. Siswa bernama Riski Aditia (11) ini diduga tewas karena sakit ayan atau epilepsi yang dideritanya.
"Kita sudah melakukan olah TKP dan mendatangi rumah korban. Setelah dilakukan pemeriksaan terhadap korban tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan maupun luka, diduga korban meninggal terjatuh akibat penyakit epilepsi yang dideritanya," ujar AKP Roy, Rabu (9/12/2020).
Lebih lanjut AKP Roy menuturkan, mayat tersebut ditemukan seorang yang mencari rongsokan.
Kemudian mayat tersebut diangkat dan dibawa ke RS Muhammadiyah Palembang namun nyawanya tidak tertolong.
Rajin shalat tidak melawan orangtua, itulah kenangan terhadap sosok Risk, siswa Sekolah Dasar ditemukan tewas di tengah sawah, Selasa (8/12/2020).
Kesedihan jelas terlihat di wajah keluarga Riski Aditia (11), saat ditemui di rumah duka di Jalan Banten 6, Gang Bersama, Kelurahan 16 Ulu, Kecamatan Seberang Ulu II Palembang, Rabu (9/12/2020).
Siman (45) ayah Riski saat ditemui di rumah duka mengatakan, saat kejadian anaknya izin pergi bermain layangan di kawasan Lematang 16 Ulu, Gang Jaya.
"Tiba-tiba kemarin sore kami mendapatkan kabar kalau anak kami ditemukan tergeletak di parit di TKP," ujar Siman sambil meneteskan air mata, Rabu (9/12/2020).
Siman menuturkan, anaknya memang mempunyai riwayat penyakit epilepsi sejak kelas empat SD.
"Kalau lagi kumat biasanya dia sering terjatuh di kawasan rumah. Namun pada saat kejadian kami tidak tahu, sehingga kami langsung membawanya ke RS Muhammadiyah dan nyawanya tidak tertolong sehingga meninggal dunia," katanya.
Sebelumnya keluarga tidak mempunyai pirasat akan ditinggalkan korban selamanya.
Riski sehari-hari dikenal baik.
"Dia rajin salat dan tidak pernah melawan orang tua, sehingga kami sangat merasa kehilangan," tutupnya.
Informasi yang dihimpun korban akan dikebumikan di TPU Gunung Semeru sehabis salat zuhur, Rabu (9/12/2020)
Sementara itu beberapa teman korban mengatakan, pada saat kejadian korban tengah mengejar layangan.