Berita Lubuklinggau

Teman Jadi Otak Pelaku Pembunuhan Dedek di Lubuklinggau, Masih Pelajar Sekarang Buronan Polisi

Otak perampokan disertai pembunuhan terhadap Abdie Haqim Perdana alias Dedek (15 tahun), bernisial WA masih menjadi buronan polisi

Penulis: Eko Hepronis | Editor: Wawan Perdana
Tribun Sumsel/ Eko Hepronis
Polres Lubuklinggau menangkap empat tersangka pelaku pembunuhan Abdie Haqim Perdana alias Dedek (15 tahun), warga Jalan Hanura RT 10 Kelurahan B Srikaton Kecamatan Tugu Mulyo, Kabupaten Musi Rawas, Sumsel. 

TRIBUNSUMSEL.COM, LUBUKLINGGAU-Otak perampokan disertai pembunuhan terhadap Abdie Haqim Perdana alias Dedek (15 tahun), berinisial WA, seorang pelajar yang saat ini masih menjadi buronan polisi.

WA yang berusia 16 tahun merupakan teman Dedek, orang yang pertama kali mengajak Dedek ke rumah AL.

Polisi saat ini telah mengamankan empat tersangka, AL (18 tahun) eksekutor utama, Ari Munandar (25) Warga Gangg Lahat Kecamatan Tugumulyo Kabupaten Musi Rawas.

Dua lagi RI (17 tahun) Warga Kecamatan Padang Ulak Tanding Kabupaten Rejang Lebong Bengkulu dan RA (18 tahun) Warga Kelurahan Kayu Ara Kecamatan Lubuklinggau Barat I.

AL (18 tahun) eksekutor pelaku pembunuh Abdie Haqim Perdana alias Dedek (15 tahun) warga Jalan Hanura RT 10 Kelurahan B Srikaton Kecamatan Tugu Mulyo, Kabupaten Musi Rawas, Sumsel, tertunduk lesu.

Warga Kelurahan Marga Mulya Kecamatan Lubuklinggau Selatan I, Kota Lubuklinggau ini, mengaku menyesal telah membunuh Dedek secara keji.

AL menghabisi dedek bersama empat pelaku lainnya.

Baca juga: Pengakuan Pembunuh Pelajar di Lubuklinggau, Dedek Teriak Minta Tolong Setelah 5 Kali Ditusuk

Jasad Dedek mereka kubur di sebuah kebun karet, Kelurahan Air Kuti, Kecamatan Lubuklinggau Timur I tak jauh dari Bandara Silampari Lubuklinggau.

AL mengakui perbuatannya, ia yang berperan menusuk korban sebanyak lima kali dari arah belakang saat tiba di Belakang Bandara Silampari.

"Ya saya menggorok leher untuk memastikan Dedek tewas supaya tidak ketahuan," ungkap AL pada wartawan.

Al menuturkan, saat itu ia menusuk Dedek sebanyak lima lubang.

Setelah ditusuk ia melihat Dedek masih hidup dan berteriak-teriak minta tolong kepada warga.

"Karena takut ketahuan saya gorok lehernya, waktu itu saya dalam keadaan sadar melakukannya tidak dalam pengaruh narkoba, karena posisi ketakutan (Dedek) masih hidup,"ujarnya.

Ia mengaku pisau yang digunakannya untuk menghabisi Dedek memang sudah dipersiapkannya.

Selama ini ia mengaku kemana-kemana selalu membawa pisau dapur.

Halaman
123
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved