Hasil Pemilihan Presiden AS Jumat : Joe Biden Unggul 2 Persen, Donald Trump Berpotensi Menyalip ?
Namun berdasaran perhitungan cepat hanya ada dua kadidat yang tampak bertarung sengit dalam perolehan suara.
TRIBUNSUMSEL.COM - Hasil perolehan suara Pemilihan Presiden (Pilpres) Amerika Serikat terus bergerak.
Per hari ini, Jumat (6/11/2020) pukul 06.00 WIB, Joe Biden masih unggul.
Ada 4 kandidat presiden yang meramaikan dalam pertarungan pemilihan presiden di AS berdasarkan The Assosciate Press.
Namun berdasaran perhitungan cepat hanya ada dua kadidat yang tampak bertarung sengit dalam perolehan suara.
Joe Biden dan Doland Trump dari petahana berada pada ketegangan saling klaim kemenangan.
Sejal awal pasca pemilihan sang petahana dari Donald Trum langsung mengumumkan kemenangannya, meski hasil perhitungan masih berlangsung hingga saat ini.
Sedangkan berdasarkan data hitung cepat The Associate Press justru Joe Biden memimpin perolehan sementara terpaut 2 persen dari Donald Trump.
Baca juga: Suami Sakit Tak Berdaya, Istri Malah Selingkuh di Kamar Sebelah, Dipergoki Anak dan Teriak Tolong
Baca juga: Siapa Sebenarnya Sosok Ayu Intan ? Diduga Penyebab Letkol Dwison Evianto Dicopot dari Dandim 0736
Berikut hasil perolehan suara sementara 4 kandidat presiden AS per 6 November Laporan The Associate Press:
1. Joe Biden 264 Suara Elektoral memperoleh 72.437.054 dari 50,4% suara
2. Donald Trump 214 Suara Elektoral memperoleh 68.894.239 dari 48% suara
3. Jo Jorgensen 0 Suara Elektoral memperoleh 1.650.048 dari 1,1% suara
4. Howie Howkins 0 Suara Elektoral memperoleh 329.758 dari 0,2% suara
Sementara untuk 0,3% suara berjumlah 361.565 tidak memilih atau ke kandidat lainnya.
Bisa dipastikan pertarungan pilpres AS 2020 ini didominasi dua kandidat.
Untuk proses perhitungan di negara bagian yang masih berlansung 76 - 99 persen ini tampak imbang.
Joe Biden menang di 4 negara bagian Arizona, Michigan, News Hampshire, dan Wisconsin.
Serta memimpin dalam perhitungan yang masih berlangsung di Nevada.
Donald Trump sebagai petahana menang di 4 negara bagian juga di Florida, Lowa, Oihio, Texas.
Dan memimpin atas perhitungan yang sedang berlangsung di 3 negara bagian Carolina Utara, Goergia, Pennsylvania.
Total dari perhitungan suara Joe Biden lebih unggul dari lawannya sang petahan Donald Trum dengan 264 Suara Elektoral.
Sedangkan sang Petahana hanya mendapat 214 suara elektoral.
Joe Biden dari Partai Demokrat ini hanya butuh 6 suara elektoral lagi untuk mencapai 270 suara elektoral, total suara yang disyaratkan bagi kandidat untuk melenggang ke Gedung Putih.
Baca juga: PILPRES AS: Suara Joe Biden di Michigan Melonjak 138.000, Ternyata Salah Ketik, Ini Fakta Sebenarnya
Negara Bagian Kunci Kemenangan
Dikutip dari Kompas.com Saat ini di sejumlah negara bagian perhitungan suara masih berlangsung seperti Pennsylvani yang diprediksi menjadi kemenangan Donald Trump.
Kubu Trump juga mengajukan gugatan untuk membekukan penghitungan suara di Pennsylvania.
Trump meminta intervensi dari Mahkamah Agung untuk mengecualikan pemrosesan surat suara melalui pos yang tiba melampaui hari penutupan TPS.
Padahal, undang-undang negara mengizinkan surat suara itu untuk dihitung.
Hasil pemilihan di Pennsylvania masih belum diputuskan pada Rabu (4/11/2020), karena sejumlah besar surat suara melalui pos masih dihitung.
Pennsylvania menerima 3,1 juta surat suara melalui pos. Undang-undang negara bagian mengizinkan surat suara tersebut untuk dihitung jika diberi cap pos sebelum 3 November dan diterima pada Jumat.
Tidak hanya itu, kubu Trump juga mengajukan gugatan hukum terhadap negara bagian Pennsylvania, dengan mengklaim bahwa perpanjangan batas waktu identifikasi pemilih adalah pelanggaran hukum negara bagian.
Trump sejatinya memimpin perolehan suara di Pennsylvania, tetapi keunggulannya menyusut saat suara melalui surat pos dihitung.
Di seluruh AS, Trump rata-rata mendapat hasil yang lebih baik dari pemungutan suara secara langsung pada hari pemilihan, dibanding dari pemungutan suara melalui surat pos.
Donald Trump gugat
Tim kampanye Presiden AS petahana Donald Trump telah mengajukan gugatan hukum di tiga negara bagian yang menjadi medan pertempuran sengit kedua kandidat, yaitu Pennsylvania, Michigan, dan Georgia.
Gugatan diajukan untuk memulai pertarungan hukum guna memutuskan pemenang pemilihan presiden AS 2020.
Kubu Trump telah menuntut penghitungan suara di Michigan untuk ditangguhkan. Pihaknya mengklaim tidak diberikan ''akses yang memadai'' ke lokasi tempat surat suara diproses.
Saingan Trump dari Partai Demokrat, Joe Biden, telah menyegel kemenangan di negara bagian Michigan, demikian menurut laporan Associated Press dan media-media AS lainnya.
Dengan demikian, Biden hanya butuh 6 suara elektoral lagi untuk mencapai 270 suara elektoral, total suara yang disyaratkan bagi kandidat untuk melenggang ke Gedung Putih.
Sementara itu, di luar TCF Center, yang menjadi lokasi penghitungan surat suara di Detroit, Michigan, pendukung Trump meminta penghitungan suara dihentikan.
“Hentikan penghitungan,” teriak para pendukung Trump berulang-ulang. Sekretaris Negara Michigan Jocelyn Benson menyebut gugatan hukum kubu Trump untuk mengakhiri penghitungan suara di negara bagian itu sebagai langkah “sembrono”, demikian menurut Reuters.
Dia kemudian memberikan jaminan bahwa semua surat suara yang sah di Michigan telah ditabulasikan secara akurat dan aman.
Menanti perolehan dari negara bagian kunci Pennsylvania
Kubu Trump juga mengajukan gugatan untuk membekukan penghitungan suara di Pennsylvania.
Trump meminta intervensi dari Mahkamah Agung untuk mengecualikan pemrosesan surat suara melalui pos yang tiba melampaui hari penutupan TPS.
Padahal, undang-undang negara mengizinkan surat suara itu untuk dihitung.
Hasil pemilihan di Pennsylvania masih belum diputuskan pada Rabu (4/11/2020), karena sejumlah besar surat suara melalui pos masih dihitung.
Pennsylvania menerima 3,1 juta surat suara melalui pos.
Undang-undang negara bagian mengizinkan surat suara tersebut untuk dihitung jika diberi cap pos sebelum 3 November dan diterima pada Jumat.
Tidak hanya itu, kubu Trump juga mengajukan gugatan hukum terhadap negara bagian Pennsylvania, dengan mengklaim bahwa perpanjangan batas waktu identifikasi pemilih adalah pelanggaran hukum negara bagian.
Trump sejatinya memimpin perolehan suara di Pennsylvania, tetapi keunggulannya menyusut saat suara melalui surat pos dihitung.
Di seluruh AS, Trump rata-rata mendapat hasil yang lebih baik dari pemungutan suara secara langsung pada hari pemilihan, dibanding dari pemungutan suara melalui surat pos.
Kubu Trump dan Partai Republik dari negara bagian Georgia juga mengatakan, mereka berencana menuntut belasan wilayah di negara bagian itu, menuntut agar penghitungan suara dihentikan.
Gugatan itu menuduh bahwa seorang tim pengamat dari Partai Republik di salah satu wilayah telah menyaksikan petugas TPS mengambil surat suara yang belum diproses dari belakang dan mencampurnya menjadi surat suara yang telah diproses untuk ditabulasikan.
Dalam perolehan sementara, Trump unggul tipis melawan Biden di Georgia, meski pemenang resmi belum bisa diprediksi di negara bagian itu.
Surat suara di beberapa wilayah besar yang condong ke Demokrat itu tetap harus dihitung. Sekretaris Negara Georgia Brad Raffensperger mengatakan bahwa dirinya berharap hasil pemilihan pasti dapat keluar pada akhir Rabu (4/11/2020).
Menurut UU di negara bagian Georgia, permintaan penghitungan ulang dapat diajukan dua hari setelah hasil resmi, dan jika margin antara perolehan suara kedua kandidat sama dengan atau kurang dari 0,5 persen.
Penghitungan suara ulang di Wisconsin?
Kubu Trump telah meminta penghitungan ulang dilakukan di Wisconsin, negara bagian yang dimenangkan oleh Biden.
Mereka menyatakan ada “ketidakberesan di beberapa wilayah,” tanpa merinci spesifikasinya.
Dari total 99 persen suara yang telah dihitung di Wisconsin, Biden unggul dari Trump dengan lebih dari 20.000 suara.
Oleh karena margin perolehan suara antara presiden petahana dan penantangnya di Wisconsin kurang dari 1 persen, maka telah memenuhi ambang batas hukum untuk melakukan penghitungan ulang.
Tembok Biru
Wisconsin, Michigan dan Pennsylvania adalah tiga negara bagian yang dijuluki oleh kubu Demokrat sebagai “tembok biru”.
Tiga negara bagian ini kerap bisa diandalkan oleh Demokrat dalam meraup suara elektoral setiap kali pemilu dalam empat tahun.
Namun, pada tahun 2016 mereka kalah dari Trump. Proyeksi di Michigan dan Wisconsin menunjukkan bahwa Biden akan kembali memenangkan negara bagian itu kembali untuk Demokrat.
Trump membuat klaim tidak berdasar yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Ia mengaku telah menang di negara-negara bagian yang sejatinya telah dimenangkan oleh Biden, atau menang di negara-negara bagian yang masih melakukan penghitungan.
Biden dalam pidatonya kepada para pendukung mengatakan, penghitungan suara harus dilanjutkan di semua negara bagian.
“Tidak ada yang bisa merebut demokrasi kita, tidak sekarang, tidak selamanya,” katanya pada Rabu (3/11/2020).
Petugas pemilu terus melakukan penghitungan suara di seluruh Amerika Serikat yang biasanya sudah selesai di hari pemilihan.
Namun, pemilu kali ini menjadi berbeda karena ada negara bagian yang harus berurusan dengan sejumlah surat suara melalui pos yang dilakukan karena pandemi virus corona. (Tribun Kaltim/Kompas.com)
Artikel ini telah tayang di Tribunjambi.com dengan judul Update Pilpres Amerika Serikat Jumat Pukul 06.00 WIB, Joe Biden Unggul 2 Persen, Bisa Kalah?