Berita Palembang
Masih Belajar Daring, Kepsek SMA Muhamadiyah 2 Palembang: Beri Tugas Anak yang Ringan Saja
Pembelajaran daring ini kita berikan kegiatan pada anak berupa penugasan sesuai dengan intruksi Kepala Dinas Pendidikan agar tidak membebankan siswa.
Penulis: Sri Hidayatun | Editor: Vanda Rosetiati
TRIBUNSUMSEL.COM.PALEMBANG - SMA Muhammadiyah Negeri 2 Palembang hingga saat ini masih menerapkan pembelajaran jarak jauh (PJJ) atau daring.
Hal ini dilakukan karena wabah pandemi covid-19 yang masih belum stabil di kota Palembang.
Kepala SMA Muhammadiyah Negeri 2 Palembang, Doso Susilo, SAg, MSi mengatakan saat ini proses kegiatan belajar mengajar di SMA Muhamadiyah 2 ini masih dilakukan secara daring.
"Pembelajaran daring ini kita berikan kegiatan pada anak berupa penugasan sesuai dengan intruksi Kepala Dinas Pendidikan agar tidak membebankan siswa," ujarnya, Kamis (5/11/2020).
Penugasan yang diberikan, lanjut dia berupa penugasan yang biasa-biasa saja dalam arti tidak membebankan siswa.
"Jadi guru kita himbau jangan memberikan siswa banyak tugas sehingga menjadi beban kepada mereka," ungkap dia.
Karena, lanjut dia belajar dari rumah dengan belajar dari sekolah itu jelas berbeda.
"Disekolah siswa belajar langsung dan dapat saling berinteraksi. Sedangkan di rumah kan beda," jelas dia.
Bagi siswa yang tidak punya hp, ia mengatakan siswa ini bisa datang ke sekolah untuk mengambil tugas ke guru.
"Untuk disekolah kita hanya 3 persen saja yang tidak punya hp. Dan untuk tugas mereka datang ke sekolah dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat," tambanya.
Lanjut dia, lalu siswa pun seminggu sekali datang ke sekolah untuk mengumpulkan tugas.
"Nah, disaat siswa datang ke sekolah kita juga kadang sharing kepada siswa dan walisiswa mengenai permasalah ini dan membicarakan apa saja yang ada," tegas dia.
Belajar Online Sampai Desember
Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Palembang akan kembali memperpanjang kegiatan belajar mengajar (KBM) sistem pembelajaran jarak jauh (PJJ) secara online atau dalam jaringan (daring).
Sebelumnya belajar daring diinformasikan hanya sampai 30 Oktober ini.
"Kami perpanjang sampai Desember karena sampai Senin, (26/10/2020) pihak kesehatan belum merekomendasikan tatap muka," ujar Kepala Dinas Pendidikan Palembang, Akhmad Zulinto, Selasa (27/10/2020) saat dikonfirmasi.
Keputusan perpanjangan belajar online ini juga merupakan keputusan bersama Walikota (Wako) Palembang, Harnojoyo.
Selain karena zona yang belum aman, belajar daring dilakukan untuk menjaga kesehatan semua pihak terutama siswa dan guru.
"Ya kita ikuti apa kata pemerintah saja ini kan untuk kebaikan kita semua. Untuk surat resminya baru besok keluar, Rabu (28/10/2020) dan akan dibagikan ke sekolah-sekolah di Palembang," kata Zulinto.
Walau sudah cukup lama pelaksanaan belajar secara daring ini membuat sejumlah pihak-pihak yang terlibat merasa bosan.
Namun kebijakan PJJ belajar online ini harus tetap dilakukan sebagai bentuk mentaati aturan pemerintah daerah.
"Saya tahu guru mulai bosan, semua pihak juga begitu, termasuk saya juga, karena ada cucu yang belajarnya di rumah. Tapi ini kan artinya kita juga sayang nyawa, jadi lebih penting mentaati protokol kesehatan," katanya.
Sementara itu, Dinas Pendidikan Palembang akan melakukan diskusi lanjutan untuk membahas bagaimana sistem belajar mengajar di tahun depan agar Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) terlaksana dengan maksimal dan lebih baik.
"Januari 2021, akan kami bicarakan ulang terkait sistem belajar daring. Apakah boleh dibuka di sekolah seminggu dua hari belajar tatap muka dari SD dan SMP atau bagusnya gimana. Tapi kalau sekolah dibuka tiba-tiba sekarang kami belum berani," katanya.
Keluh Kesah Wali Siswa
Proses belajar daring sejak pertengahan Maret hingga saat ini masih berlangsung. Berbagai keluh kesah pun mulai dirasakan walisiswa yang menggantikan posisi guru di sekolah untuk mendampingi anak-anaknya di rumah.
Begitu pula yang dirasakan Kepala Dinas Pendidikan Kota Palembang sekaligus Ketua PGRI Sumsel Ahmad Zulinto yang terus mendapatkan banyak SMS dari walisiswa yang curhat dengan keadaan tersebut.
"Tak ada yang bisa gantikan guru. Ini terbukti, sejak beberapa bulan lalu dan hingga saat ini banyak sekali yang WA ke saya" Pak Zulinto kapan masuk sekolah, kami ribut terus sama suami dan anak gara-gara belajar daring," ujar Zulinto menirukan saat memberikan kata sambutan di acara Pelantikan dan Pengukuhan Pengurus PC PGRI Kecamatan se-Kota Palembang, Selasa (27/10/2020).
Ia mengatakan ini bukti kalau posisi guru memang tidak bisa digantikan oleh siapapun juga.
"Mereka (walisiswa, Red) baru beberapa bulan saja sudah komplain. Bagaimana kita, guru yang mengajar bertahun -tahun. Maka kita harus bangga jadi guru, ini profesinya yang sangat mulia," ujarnya.
Ia mengatakan guru memiliki peran yang besar dalam menentukan masa depan bangsa.
"PGRI ini adalah organisasi guru yang paling besar. Semua pengurus yang ada di dalamnya ini tak menerima gaji sepesepun. PGRI pun organisasi yang selalu memperjuangkan nasib guru," tegas dia.
Saat ini, PGRI terus memperjuangkan nasib guru honorer agar bisa diangkat menjadi PNS.