Berita Prabumulih

Ratusan Jamaah di Prabumulih Gagal Berangkat Umrah, Biaya Naik dan Usia Dibatasi

Ratusan jamaah yang telah mendaftar di biro perjalanan umrah di kota Prabumulih terpaksa tak bisa berangkat

Penulis: Edison | Editor: Wawan Perdana
AFP/HO/SAUDI MINISTRY OF MEDIA
Foto Ilustrasi : Umat muslim menerapkan protokol kesehatan saat melakukan tawaf di Masjidil Haram, Kota Mekah, Arab Saudi, Minggu (2/8/2020). Pelaksanaan haji yang istimewa tahun ini di tengah pandemi Covid-19 hanya diikuti sekitar 1.000 jemaah, dengan protokol kesehatan yang ketat. 

TRIBUNSUMSEL.COM, PRABUMULIH-Pemerintah Arab Saudi telah mulai membuka umrah ke tanah suci.

Namun tidak semua jemaah bisa berangkat karena ada persyaratan khusu.

Ratusan jamaah yang telah mendaftar di biro perjalanan umrah di kota Prabumulih terpaksa tak bisa berangkat.

Sebab umrah yang dibuka secara bertahap mulai 4 Oktober 2020 itu mengeluarkan aturan pembatasan usia minimal 18 tahun dan maksimal 65 tahun.

"Memang ada sekitar 154 calon jamaah kita tak bisa berangkat karena berbagai faktor salah satunya karena pembatasan usia dari pemerintah arab saudi," ungkap GM Tour and Travel Bin Bilal, Vannessia Acces Agus Heryanto ketika dikonfirmasi, Rabu (4/11/2020) malam.

Pria akrab disapa Ustaz Vannes ini mengaku, selain karena pembatasan usia banyaknya para jamaah umrah batal menunaikan ibadah umrah karena adanya protokol kesehatan yang ketat.

"Para jamaah harus mengikuti protokol kesehatan yang ketat ditetapkan pemerintah arab saudi, mungkin karena itu juga membuat banyak jamaah memilih menunda sendiri," katanya.

Tidak hanya itu, Vannes mengaku, adanya pembatasan protokol kesehatan itu juga membuat biaya umrah mengalami kenaikan dimana pembatasan jarak di pesawat, isolasi selama tiga hari masuk di Makkah atau Madinah dan lainnya.

"Kenaikan bukan dari Travel tapi dari sananya, kursi yang kosong misalnya yang berjarak ditanggung jamaah, isolasi 3 hari ketika masuk tanah suci harus bayar hotel dan makan serta lainnya," bebernya.

Dengan kondisi dan kendala tersebutlah kata Vannes yang menyebabkan para jamaah lebih memilih menunda hingga menunggu keadaan normal atau membaik.

"Mungkin karena itu, tapi banyak juga sekitar 50 jamaah siap berangkat dan kita lakukan pelatihan khusus," lanjutnya.

Disinggung apakah dengan banyaknya jamaah ditunda berangkat membuat pihaknya rugi, Vannes mengaku jika rugi tentu tidak karena jamaah tetap akan berangkat namun untuk jamaah yang mendaftar kedepannya mengalami penurunan drastis.

"Kalau dulu tiap hari selalu ada yang daftar umrah, sekarang ini sebulan paling hanya satu atau dua jamaah yang daftar. Seluruh travel mengalami hal itu," tambahnya.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved