Tak Dukung Kartun Nabi Muhammad, Presiden Emmanuel Macron Paham Kemarahan Muslim : Boikot Tak Layak

Presiden Perancis Emmanuel Macron mengatakan dia dapat memahami mengapa Muslim dikejutkan oleh kartun kontroversial yang menggambarkan Nabi Muhammad.

Editor: Moch Krisna
AFP/Ludovic MARIN/POOL
Presiden Prancis Emmanuel Macron ikut serta dalam konferensi bersama Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus di Istana Elysee, Paris, Rabu (8/4/2020). 

TRIBUNSUMSEL.COM -- Presiden Perancis Emmanuel Macron mengatakan dia dapat memahami mengapa Muslim dikejutkan oleh kartun kontroversial yang menggambarkan Nabi Muhammad.

Namun dalam sebuah wawancara dengan penyiar Al Jazeera, dia mengatakan dia tidak pernah bisa menerima pembenaran dengan tindakan kekerasan, sebagaimana yang dilansir dari BBC pada Minggu (1/11/2020).

Pernyataan itu disampaikan setelah serangan pisau mematikan pada Kamis (29/10/2020) di sebuah gereja di Nice, yang membunuh 3 orang dan diduga telah direncanakan oleh kelompok Islam di negara itu dalam lebih dari sebulan.

Perselisihan telah tumbuh dengan beberapa negara Muslim atas masalah kartun Nabi Muhammad.

Beberapa telah mendesak pemboikotan produk Perancis karena Macron membela hak untuk menggunakan gambar tersebut dalam konteks kebebasan berbicara.

Pada awal Oktober, seorang guru dipenggal kepalanya di pinggiran kota Paris setelah memperlihatkan kartun Nabi Muhammad kepada beberapa muridnya.

Sementara itu kantor berita Tunisia melaporkan bahwa 2 orang telah ditahan di sana untuk diinterogasi sehubungan dengan serangan di Nice, yang dilakukan oleh seorang pria Tunisia.

Menteri Dalam Negeri Perancis mengatakan kemungkinan akan lebih banyak serangan militan.

Pada Sabtu (31/10/2020), seorang pendeta Ortodoks ditembak dan terluka di kota Lyon, meskipun belum ada rincian tentang penyerangnya yang diketahui. 

Apa yang Macron katakan?

Presiden Prancis mengatakan dia yakin reaksi keras datang dari negara-negara Muslim karena orang-orang keliru mengira bahwa dia mendukung kartun-kartun itu, atau bahkan bahwa itu dibuat oleh negara Perancis.

"Saya memahami sentimen yang diungkapkan dan saya menghormatinya.

Tetapi Anda harus memahami peran saya sekarang, ini untuk melakukan 2 hal, himbauan untuk tenang dan juga untuk melindungi hak-hak ini," katanya, mengacu pada kebebasan berekspresi mereka yang membuat kartun

. "Saat ini di dunia ada orang yang mendistorsi Islam dan atas nama agama ini yang mereka klaim untuk dibela, mereka membunuh, mereka membantai...hari ini ada kekerasan yang dilakukan oleh beberapa gerakan ekstremis dan individu atas nama Islam

." Macron juga mengatakan boikot barang-barang Perancis yang diajukan di tengah kemarahan terhadap kartun itu "tidak layak" dan "tidak dapat diterima".

Halaman
12
Sumber: Kompas
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved