Berita Lubuklinggau
Cuti Bersama, Air Terjun Temam Lubuklinggau Ramai Dikunjungi, Mirip Niagara
Suasaanya tenang sejuk, apalagi sekarang musim penghujan air besar pas untuk swa foto.
Penulis: Eko Hepronis | Editor: Vanda Rosetiati
TRIBUNSUMSEL. COM, LUBUKLINGGAU - Libur dan cuti bersama memeringati Maulid Nabi sejak Rabu (26/10/2020), objek wisata Air Terjun Temam di Kelurahan Temam, Kecamatan Lubuklinggau Selatan I, Kota Lubuklinggau Sumatera Selatan ramai dikunjungi.
Pengunjung datang ke tempat wisata mirip Niagara mini ini rata-rata berombongan atau keluarga. Tak sedikit pula banyak yang datang berpasang-pasangan.
Banyak pengunjung terlihat mengabadikan momen dengan berswafoto bersama dengan latar belakang air terjun yang menyerupai tirai ini.
Cindi pengunjung asal Lahat mengaku takjub, ia datang bersama keluarganya untuk menghabiskan waktu libur di Kota Lubuklinggau.
"Suasaanya tenang sejuk, apalagi sekarang musim penghujan air besar pas untuk swa foto," ujar Cindi pada wartawan, Jumat (30/10/2020).
Ia menuturkan, sudah lama menjadwalkan berlibur bersama keluarganya. Setelah berkunjung berkunjung ke Air Terjun Temam ia akan melanjutkan perjalanan melihat objek wisata Danau Aur di Kabupaten Musi Rawas.
"Sama keluarga baru kali ini, tapi kalau sendiri bareng teman sudah sering. Ke Linggau ini jadi semacam tempat rutin untuk dikunjungi," ungkapnya.
Menurutnya saat ini objek wisata Air Terjun Temam sudah banyak perubahan bila dibandingkan sebelum-sebelumnya, karena saat ini jauh lebih tertata dan bersih.
"Kondisinya bersih, nyaman, terawat, dan lebih tertata, fasilitasnya mulai lengkap," ujarnya.
Kapolsek Lubuklinggau Selatan, Iptu Sudirman menyampaikan, selama libur cuti bersama pihak kepolisian menyiagakan beberapa anggota untuk melakukan pengawasan di sekitar objek wisata.
"Kalau personil khusus tidak ada, tapi Bhabinkamtibmas kita sesekali melakukan pemantauan dengan cara hunting datang sekali-kali," katanya.
Termasuk ia mengaku, sudah mengingatkan para pengelola objek wisata Air Terjun Temam untuk mengawasi anak-anak yang sering berenang di sekitaran objek wisata.
"Tadi kita temukan banyak anak-anak mandi sambil loncat dari atas, kita sudah kita ingatkan agar dilarang, karena bila terjadi -apa masih pihak kepolisian yang disalahkan, apalagi air sekarang sedang besar dan pengunjung ramai," ungkapnya.
Kampung Warna-warni yang Memudar
Jika Air Terjun Temam ramai dikunjungi wisatawan, tidak demikian dengan Kampung warna-warni, Kelurahan Linggau Ulu dan Kelurahan Ulak Surung, Kota Lubuklinggau, Sumatera Selatan.

Kampung yan tadinya kumuh menjadi warna-warni ini pernah menjadi tujuan wisata baru di Lubuklinggau.
Karena keindahannya banyak wisatawan datang berkunjung.
Suasana tempat parkir kendaraan yang dulunya penuh sesak oleh pengunjung tak terlihat lagi.
Hingga siang hari tak ada satu pun pengunjung yang datang.
Lorong payung, di Gang Ogan I dan Gang Ogan II yang dulu menyajikan lukisan tiga dimensi (3D), dengan aneka gambar seperti karakter Spiderman, Hiu, Dinosaurus tak terlihat lagi.
Keindahan dan kebersihan warga setempat juga hanya bertahan sesaat, seiring memudarnya cat-cat yang menempel di dinding-dinding rumah-rumah warga.
Kini kondisi kampung ini tak lagi ramai dikunjungi wisatawan, puluhan pedagang yang dulu banyak berjualan pun sekarang sudah tak terlihat lagi.
Yuli warga setempat mengaku pengunjung sepi dirasakan warga sudah terjadi sejak dua tahun lalu.
Bahkan saat ini nyaris tidak adalagi wisatawan yang datang berkunjung.
"Ramainya cuma setahun, abis itu berangsur-angsur terus turun, sekarang hari-hari libur Sabtu dan Minggu pun tidak ada lagi pengunjung datang," ungkap Yuli pada wartawan, Selasa (20/10/2020).
Yuli mengaku, pengunjung tidak tertarik lagi datang ke kampung warna -warni karena tidak adanya inovasi baru ditambah spot-spot foto seperti dulu sudah memudar.
"Sekarang kan tidak ada tempat-tempat foto lagi, lihat saja rumah-rumah warga itu catnya banyak yang sudah pudar, mungkin itulah yang membuat pengunjung males datang, apalagi bagi yang sudah pernah datang," ujarnya.
Ia menuturkan, dulu walau pun pengunjung luar sudah jarang datang, mereka senang karena banyak pengunjung lokal khususnya Sabtu dan Minggu singgah untuk menikmati keindahan Sungai Kelingi.
"Biasanya mereka sepulang dari berolahraga seperti bersepeda singgah disini, tapi semenjak Covid-19 ini sudah tidak lagi, jadi tambah sepi," ungkapnya.

Sementara Mela seorang pedagang mengaku, warga banyak berhenti berjualan semenjak kampung warna-warni sepi pengunjung dua tahun lalu.
"Dulu hampir setiap rumah disini berjualan, berbagai macam makanan dijual disini, kemudian karena sepi pengunjung akhirnya berhenti satu persatu seperti sekarang ini," ungkapnya.
Ia bercerita, saat ramai pengunjung warga setempat sangat terbantu dengan menjadi pedagang dadakan, bahkan satu pedagang bisa mengantongi uang Rp 50 perhari.
"Apalagi Sabtu dan Minggu saat ramai kunjungan, bisa lebih, kadang bisa dapat Rp 60 -70 ribu sehari, tapi semenjak sepi yang bertahan jualan hanya orang-orang lama, yang lain kembali kepekerjaanya masing-masing," ujarnya.
Ia pun berharap kepada pemerintah Kota Lubuklinggau kembali melakukan pengecatan ulang, sehingga pengunjung yang dulu pernah datang kembali tertarik untuk kembali berkunjung.
"Kalau pengunjung ramai lagi kan, perekonomian warga daerah sini makin membaik. Banyak pengunjung pasti banyak pembeli," ungkapnya.