Kantor Terpadu Pemprov Sumsel

Melihat Konsep Pembangunan Kawasan Keramasan Palembang, Kantor Terpadu Dilengkapi Danau

Pembangunan wilayah tersebut juga akan jadi percontohan pengembangan wilayah di daerah lain di Sumsel

Editor: Wawan Perdana
SRIWIJAYAPOST/YAYAN/HAKIM
DRONE VIEW– Progres pembangunan proyek Perkantoran Terpadu Pemprov Sumsel di Keramasan Palembang, Oktober 2020. 

TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG-Truk-truk mengangkut pasir timbunan tak hentinya melintas di kawasan Keramasan Musi II, Palembang.

Saat ini sedang dimulai penimbunan kawasan yang akan dijadikan lokasi kantor pemerintahan terpadu Pemerintah Provinsi (Pemprov Sumsel).

Perkantoran itu akan berdiri di lahan seluasa 40 hektare.

Khusus kantor Gubernur Sumsel ditargetkan selesai tahun depan.

Gubernur Sumsel Herman Deru, mengatakan kantor Gubernur Sumsel yang berlokasi di Jalan Kapten A Rivai merupakan kantor urusan pemerintahan dan pelayanan masyarakat.

Namun pertimbangan usia bangunan yang sudah cukup tua, maka akan lebih baik bila kantor tersebut dipindahkan.

"Kantor tersebut menjadi sebagai satu-satunya aset yang masih bertahan sebagai pelayanan pemerintahan. Tetapi, saya khawatir kalau tidak kita jaga, tetap digunakan sebagai tempat pelayanan yang aktif, takut terjadi apa-apa karena usianya sudah lebih dari 50 tahun," kata Deru.

Dia pun menetapkan bangunan kantor tersebut sebagai bangunan warisan budaya (heritage) yang ditetapkan dan tidak boleh diubah bentuknya karena usia bangunan telah lebih dari 50 tahun.

Menurut dia, dengan dibangunnya perkantoran baru terpadu di wilayah baru akan membuat kawasan tersebut semakin berkembang dan berdampak positif bagi daerah di sekitarnya.
"Pasti ada keseimbangan Ilir dan Ulu Palembang karena daerah tersebut masuk kelurahan Keramasan," ujarnya.

Prime Mover

Kepala Dinas Perumahan dan Kawasan Pemukiman Sumsel, Basyaruddin Akhmad mengatakan, pembangunan kawasan perkantoran baru tersebut bertujuan agar terjadinya percepatan keseimbangan pembangunan antara wilayah Seberang Ulu dengan di Seberang Ilir.

Kawasan tersebut diharapkan menjadi prime mover (penggerak utama) daerah Seberang Ulu di samping kawasan Jakabaring yang merupakan center of gravity. Ini jadi pemicu dan pemacu wilayah seberang ulu.

"Apalagi sudah ada perumahan Citraland, terminal terpadu Karya Jaya, dan pintu tol," kata Basyar, Jumat (23/10/2020).

Basyar menjelaskan, dalam membangun kawasan tersebut pihaknya tetap memperhatikan aspek lingkungan sehingga dampak lingkungan dapat diminimalkan.

Adapun konsep besar pembangunan dengan pembagian 70 persen tanah untuk bangunan dan 30 persen sisanya untuk ruang terbuka hijau.

Halaman
123
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved