SMK PPN Sembawa Gelar Forum MAF 12 Bahas Pengelolaan Tefa di Masa Pandemi
Forum MAF 12 merupakan wadah untuk bertukar pikiran secara bebas mengenai kendala yang dihadapi oleh penyelenggara tefa di masa pandemi serta solusi.
TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Pertanian Pembangunan (SMK-PP) Negeri Sembawa yang merupakan unit pelaksana teknis Pusat Pendidikan Pertanian (Pusdiktan) Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kementerian Pertanian (Kementan) berkomitmen menyiapkan SDM pertanian yang maju, mandiri, modern, dan berjiwa kewirausahaan.
Salah satu cara mewujudkan hal tersebut adalah melalui penyelenggaraan teaching factory (tefa) yang bersinergi dengan kegiatan belajar mengajar di SMK Pertanian Pembangunan Negeri Sembawa.
Namun, pelaksanaan tefa di masa pandemi tentunya menghadapi tantangan tersendiri.
Oleh karena itu, untuk mengupas pengelolaan tefa selama masa pandemi SMK PP Sembawa menyelenggarakan Millenial Agriculture Forum (MAF) 12 Online bertema 'Pengelolaan Teaching Factory di Masa Pandemi'. MAF merupakan forum bulanan yang diselengarakan melalui aplikasi zoom meeting untuk membahas hal-hal aktual yang berkaitan dengan dunia pertanian.
Forum MAF 12 merupakan wadah untuk bertukar pikiran secara bebas mengenai kendala yang dihadapi oleh penyelenggara tefa di masa pandemi serta solusi dari kendala-kendala tersebut.
Kegiatan dilaksanakan Jumat 23 Oktober 2020 menghadirkan narasumber Prof Dr Ir Dedi Nursyamsi, MAgr (Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian, Kementan), Dr Idha Widi Arsanti, SP, MP (Kepala Pusat Pendidikan BPPSDMP, Kementan),
Pembicara lainnya Ir Mattobi’i, MP (Kepala SMK PPN Sembawa), Dr Ir N Bambang Eko S, MSi (Wakil Direktur Bidang Kerja Sama Politeknik Negeri Jember), Siwi Purwati, MPd. (Kaprodi Agribisnis Ternak Unggas SMK-PPN Sembawa), Muhammad Tasrip, AMd. (Pengelola Tefa Komoditas Hortikultura SMK-PPN Sembawa), Ayank Subakti (Wirausahawan Muda Pertanian/Alumni Tefa SMK-PPN Sembawa) dengan moderator Eva Rolianti, M.Pd (Guru Berprestasi BPPSDMP Kementan).
Setidaknya terdapat 150 peserta yang bergabung melalui zoom meeting dan 250 peserta melalui live streaming channel youtube SMK PP Negeri Sembawa yang terdiri dari Eselon 2 dan 3 lingkup BPPSDMP.
Pimpinan dan Dosen Perguruan Tinggi Negeri Mitra, Pimpinan dan Dosen Politeknik Negeri Mitra, Direktur dan Dosen Politeknik lingkup Kementan, Kepala SMK-PP dan Guru lingkup Kementan, Panitia PWMP, Petani Milenial Peserta PWMP, Siswa dan mahasiswa pertanian, Masyarakat umum dan pemerhati pertanian, Dunia Usaha Dunia Industri (DUDI).
Kepala BPPSDMP Dedi Nursyamsi menyampaikan dalam paparannya Kementerian Pertanian RI mengupayakan regenerasi petani untuk menambah petani muda di bawah 25 tahun dan usia 25 hingga 34 tahun, karena persentasenya hanya 3% dan 12%.
Total petani 27,7 juta terbagi paruh baya 35 - 44 tahun ada 24%, di atas paruh baya 45 - 54 tahun sekitar 27%; lanjut usia 55 -64 mencapai 21%; dan petani gaek lebih 65 tahun ada 13%.
"Perbandingan petani muda dan usia lanjut tidak seimbang. Neraca ini tentu harus diseimbangkan agar ideal, untuk itu jumlah petani muda harus didorong dan ditumbuhkan," kata Dedi Nursyamsi.
Dia pun mengurai kekuatan SDM pertanian saat ini ada sekitar 27,7 juta petani bergantung pada sektor agraris. Profil petani Indonesia saat ini didominasi usia lanjut 45 - 54 tahun sekitar 27%, usia 55 -64 tahun mencapai 21%, di atas 65 tahun sekitar 13% dan 24% pada kelompok umur 35 - 44 tahun.
"Pertanian itu sangat menjanjikan dan memiliki prospek bagus. Satu sisi, ketersediaan lahan pertanian di Indonesia sangat luas. Tanahnya subur. Kementan juga memberikan banyak dukungan melalui pelatihan dan pendampingan. Kegiatan teknis didukung prasarana dan sarana, termasuk pupuk. Kalau kesulitan modal, ada kredit usaha rakyat," kata Dedi.
Kondisi SDM pertanian nasional juga menjadi perhatian Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo yang menginstruksikan regenerasi petani wajib dilakukan.
"Regenerasi petani harus dilakukan agar pangan dan kehidupan tetap lestari. Apalagi, petani menjadi profesi menjanjikan. Jumlah uang yang dihasilkan besar dan tidak terpengaruh krisis, termasuk pandemi Covid-19," ujar Mentan Syahrul.