Pelampiasan karena Dikucilkan hingga Selalu Menangis, Pelaku Vandalisme di Mushala Ternyata Depresi
Berbagai cara sudah dilakukan, mulai dari hipnoterapi, rukiyah, hingga pendekatan dengan sering ibadah. Satrio juga dilarang keluar jika tidak didamp
TRIBUNSUMSEL.COM - Pelaku corat coret Mushala hingga sobek Al Quran ternyata depresi dan selalu menangis.
Karena adanya aksi vandalisme, Mushala Darussalam mendadak ramai dibicarakan.
Dinding dan lantai bahkan penuh coretan.
Polisi bertindak cepat dengan menangkap pelaku yang bernama Satrio Katon Nugroho.
Pemeriksaan kemudian dilakukan, termasuk melibatkan psikolog.
Kapolresta Tangerang Kombes Ade Ary Syam Indardi mengatakan, berdasarkan hasil pemeriksaan oleh psikolog, kejiwaan pelaku dinyatakan dalam kondisi depresi.

"Pemeriksaan psikologi pelaku dinyatakan depresi, tapi proses penyidikan akan kita lakukan," kata Ade seperti dikutip TribunMataram.com dari Kompas.com melalui pesan WhatsApp, Jumat (2/10/2020).
Ade mengatakan, Satrio dalam kondisi yang sulit mengendalikan emosi.
Kesal Dikucilkan
Orang tua pelaku menjelaskan jika putra mereka sikapnya berubah sejak kelas III SMP.
Pelaku mulai mengeluh kesulitan tidur hingga muncul dorongan untuk melakukan kekerasan dan perkelahian.
Orangtua korban sudah berusaha untuk menyembuhkan kondisi kejiwaan korban.
Berbagai cara sudah dilakukan, mulai dari hipnoterapi, rukiyah, hingga pendekatan dengan sering ibadah.
Satrio juga dilarang keluar jika tidak didampingi orangtuanya.
"Apa yang dilakukan (vandalisme mushala) merupakan pelampiasan kekesalan terhadap orang-orang di sekitar yang mengucilkan, menghindarinya," kata Ade.