Cerita Pilot Banting Stir Jualan Sei Sapi di Palembang, Kayu Pengasapan Dikirim Langsung dari NTT
Menu olahan ini, merupakan daging sapi asap spesial NTT dan dagingnya dipotong dengan bentuk memanjang.
Laporan wartawan Sripoku.com, Rahmaliyah
TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG -- Dampak pandemi Covid-19 juga dirasakan oleh pilot di Indonesia.
Salah satunya dirasakan oleh Edho Utama.
Edho merupakan pilot maskapai swasta yang hampir beberapa bulan terakhir jam terbangnya jauh berkurang dari biasanya.
Ia tak hilang langkah.
Untuk mengisi waktu, dirinya memulai usaha kuliner makanan Nusa Tenggara Timur (NTT) di Kota Palembang dengan nama Lemaklah Sei Sapi.
Edho tak sendiri, ia menggandeng temannya Anis untuk menggeluti usaha kuliner NTT.
• Aturan Sudah Ditandatangani Jokowi, Kapan Gaji dan Tunjangan PPPK di Pemprov Sumsel Dibayar ?
• Sebelum Nasihati Pengantin, Oknum ASN KUA di Palembang Hisap Sabu, Berdalih Tingkatkan Rasa PD
Meski berdarah Palembang namun masa kecilnya banyak dihabiskan ikut sang ayah bertugas di NTT, sehingga ia tak cukup kesulitan bila harus mengkombinasikan rasa lokal Palembang dan NTT.
Ia pun memilih makanan olahan Sei Sapi sebagai menu utama.
Menu olahan ini, merupakan daging sapi asap spesial NTT dan dagingnya dipotong dengan bentuk memanjang.
Proses pengasapan diceritakannya cukup memakan waktu.
Di mana daging dibumbui 24 jam baru kemudian diasap 10-12 jam di suhu rendah, tidak gosong dan daging tetap matang.
• TERJAWAB Mengapa Soeharto Tak Dihabisi oleh PKI Bersama 7 Jenderal di Peristiwa 30 September 1965
• Isolasi 14 Hari dan Tak Jalani Swab Test, Satu Orang di Pagaralam Dinyatakan Sembuh dari Covid-19
"Orang Palembang suka pedas dan makanan NTT Sei Sapi ini juga menyajikan sambal khas NTT yakni Lu'at. Makanya tidak terlalu sulit," jelasnya.
Sebelum resmi membuka kedai di Jalan Angkatan 45 Palembang, Edho memasarkan makanan khas NTT melalui online yang bisa diakses dari Gofood dan Grabfood sejak April 2020 kemarin.
"Ternyata pas kita cek penikmatnya banyak, jadi yang mungkin sebelum pandemi biasa jalan-jalan ke Indonesia timur misal ke NTT, jadi sekarang tak perlu lagi jauh-jauh ke sana, terlebih kondisi pandemi ini," katanya.
Guna menjaga rasa otentik NTT, Edho mengaku harus mengirim kayu untuk pengasapan langsung dari NTT.
Termasuk bahan dasar sambel, seperti daun Kosambi dan siba.
"Yang jadi pembeda, sambalnya harus difermentasi sebelum disajikan. Inilah yang jadi ciri khasnya," ujarnya.
Dirinya berharap, kondisi pandemi Covid-19 segera membaik dan dunia penerbangan dan sektor usaha lainnya segera bangkit. (Cr26)