Protokol Kesehatan di Palembang
Tak Pakai Masker dan Terjaring Razia di Palembang, Pemuda Ini Mengaku Berasal dari Cahaya Bulan
Yang bersangkutan kami bawa untuk diperiksa di Satresnarkoba Polrestabes Palembang untuk dites urine.
Penulis: Agung Dwipayana | Editor: Vanda Rosetiati
TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Operasi yustisi penegakan disiplin adaptasi kebiasaan baru mulai dilaksanakan hari ini.
Puluhan warga tak memakai masker terjaring operasi dan diarahkan ke pelataran Monpera untuk mengikuti sidang.
Di antara puluhan warga yang terjaring operasi, ada seorang pemuda yang tingkahnya menyita perhatian petugas.
Tanpa diperintah, pemuda tersebut tampak berdiri hormat menghadap ke jalan.
Ia juga memperdengarkan musik di telepon selulernya yang dimasukkan dalam saku celana.
Tingkah aneh pemuda ini bahkan mengundang perhatian Kapolrestabes Palembang Kombes Pol Anom Setyadji.
Kepada Anom, pemuda tersebut mengaku bernama Arianto usia 23 tahun asal Kayuagung, Ogan Komering Ilir (OKI).
"Ke Palembang naik apa? Di sini tinggal di mana?" tanya Anom kepada Arianto.
"Cahaya Bulan," jawab Arianto.
Tahu jika tak ada nama daerah Cahaya Bulan di Palembang, Anom lantas menggoda pemuda tersebut.
"Tapi ini kan masih cahaya matahari. Belum ada bulan," kata Anom.
"Mungkin bisa jadi, Pak," kata Arianto dengan tatapan kosong.
Karena menunjukkan gelagat mencurigakan, petugas lalu membawa Arianto ke Mapolrestabes Palembang untuk diperiksa.
"Yang bersangkutan kami bawa untuk diperiksa di Satresnarkoba Polrestabes Palembang untuk dites urine. Kalau ternyata positif mengonsumsi narkoba, maka tentunya akan ditindaklanjuti sesuai prosedur yang berlaku," terang Anom.
Pada operasi yustisi ini, puluhan warga yang kedapatan tak memakai masker disidang dan karena tak bersedia membayar denda, diberi sanksi membersihkan sampah di area Monpera.
"Pakai masker kalau ke mana-mana. Demi kesehatan masing-masing, patuhi protokol kesehatan," kata Anom.