Berita PALI

Harga Getah Karet Mingguan di PALI Berangsur Naik Namun Produksi Turun 50 Persen

Harga getah karet mingguan di Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir (PALI), Sumsel, mulai naik

Editor: Wawan Perdana
Sripo/ Reigan
Aktifitas warga di Pasar Getah Desa Karang Agung Kecamatan Abab Kabupaten PALI, Senin (23/3/2020). 

TRIBUNSUMSEL.COM, PALI-Harga getah karet mingguan di Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir (PALI), Sumsel, mulai naik.

Meski demikian, petani karet di Bumi Serepat Serasan nampaknya masih harus mengencangkan ikat pinggang untuk menghemat pengeluarannya dalam memenuhi kebutuhan sehari-harinya.

Sebab, meski harga ketah karet mulai merangkak naik, namun produksi getah petani kian hari semakin merosot.

Saat ini berada di puncak musim kemarau yang berimbas pohon karet alami gugur daun.

"Harga getah minggu lalu hanya Rp 6.500/kg dan saat ini mencapai Rp 6.900/kg. Tapi sekarang pohon karet sedang gugur daun, akibatnya getah yang keluar sangat sedikit," ujar Kaslani, salah satu petani asal Desa Jerambah Besi Kecamatan Talang Ubi, Selasa (8/9/2020).

Senada, diutarakan Gunawan, bahwa meski harga naik tapi produksi getah menurun lebih 50 persen.

"Saat normal, getah kami mencapai 100 kg/hektar, tapi saat ini hanya 48 kg/hektar. Jadi percuma harga naik karena pendapatan kami masih tetap belum mampu menutupi kebutuhan hidup," jelasnya.

Sementara, Ketua Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) PALI, Edi Eka Puryadi, berkata pihaknya kerap menyarankan petani karet di Kabupaten PALI untuk memanfaatkan pekarangan rumah atau menanam palawija secara tumpang sari.

"Supaya tidak terpaku dengan hasil karet, coba manfaatkan pekarangan atau menanam tanaman jenis sayur-sayuran. Minimal kita tidak membeli sayuran untuk menopang perekonomian keluarga," ujarnya. (SP/ Reigan)

Sumber: Sriwijaya Post
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved