Berita Muba

Setelah Ikan Hiu, Nelayan di Muba Mendapat Ikan Pari Seberat 200 Kg yang Tersangkut di Jaring

Berkat kesadaran dari masyarakat dan edukasi dari Pemerintah Kecamatan Lais ikan pari raksasa seberat 200 kg tersebut dilepaskan oleh masyarakat

Editor: Wawan Perdana
Istimewa
Nelayan di Desa Teluk Kijing 1, Kecamatan Lais, Kabupaten Musi Banyuasin (Muba), Sumsel, menangkap ikan pari sungai seberat 200 kilogram, Sabtu (5/8/20) pagi. 

TRIBUNSUMSEL.COM, SEKAYU—Nelayan di Desa Teluk Kijing 1, Kecamatan Lais, Kabupaten Musi Banyuasin (Muba), Sumsel, menangkap ikan pari sungai seberat 200 kilogram, Sabtu (5/8/20) pagi.

Ikan pari tersebut tersangkut di jaring nelayan.

Beberapa hari sebelumnya, nelayan di desa ini menangkap ikan hiu sepanjang setengah meter.

Tertangkapnya ikan hiu itu sama dengan pari, tersangkut di jaring nelayan.

Berkat kesadaran dari masyarakat dan edukasi dari Pemerintah Kecamatan Lais ikan pari raksasa seberat 200 kg tersebut dilepaskan oleh masyarakat secara sukarela.

“Ya, pagi ikan pari tersebut tersangkut di jaring milik warga Desa Teluk Kijing I bernama Wildan. Saya di telephone Kades bahwa ada ikan raksasa tertangkap, saya perintahkan hewan itu untuk di lepas karena termasuk hewan dilindungi,”kata Camata Lais, Demon Eka Suza, Sabtu (5/8/2020).

Remaja Ini Bertarung Dengan Buaya Demi Selamatkan 15 Menit, Nyaris Putus Asa, Ini yang Terjadi

Sebelum dilepas kembali hewan tersebut memang dalam kondisi lemas tapi ia masih hidup.

Selain itu, karena takut terkena duri pada buntutnya warga terpaksa memotong duri pada buntut pari untuk keselamatan.

"Ikan itu masih hidup ketika dilepas oleh warga, saya telah mengimbau kepada masyarakat Kecamatan Lais jika kembali menemukan ikan langkah seperti hiu, pari, dan jarang ditemui untuk segera dilepaskan kembali,”jelasnya.

Sementara itu, Plt Kepala Dinas Perikanan Hendra Trys Tomi mengapresiasi warga Teluk Kijing 1 Kecamatan Lais yang telah melepaskan ikan pari yang didapat dari jaring yang tersangkut.

“Ya, sesuai dengan aturan perundang-undangan yakni P.106 Men LHK ada 4 jenis pari sungai yang dilindungi. Kita juga menyampaikan bahwa terdapat duri/ tulang di ekor ikan pari yang sangat tajam dan dapat membawa luka bahkan kematian bila terkena di manusia, oleh karena itu jika menangkap ikan pari untuk segera di lepaskan,”ungkapnya.

Pihaknya secara langsung mengapresiasi kepada Camat Lais yang telah memberikan sosialisasi serta pengertian kepada warga terkait peraturan menteri tersebut yakni terkait satwa dan tumbuhan yg dilindungi.

“Selain Camat lais kami juga meminta camat- camat yang lain juga bisa meniru bahkan mengikuti langkah persuasif dalam mengedukasi warga terkait peraturan P.106 tersebut,”tutupnya. (SP/ Fajeri)

Sumber: Sriwijaya Post
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved