Viral Gadis 18 Tahun Jadi Babi karena Ayah Belum Bertobat, Setelah Ditelusuri Ini Tanggapan Kades
Sudah kami laporkan, karena mencemari nama desa kami, kami harapkan masyarakat Muratara tidak percaya hal itu.
Penulis: Rahmat Aizullah | Editor: Vanda Rosetiati
TRIBUNSUMSEL.COM, MURATARA - Beredar hoaks di sosial media soal babi hutan jinak yang viral di Kabupaten Musi Rawas Utara (Muratara).
Babi hutan itu disebut-sebut jelmaan manusia oleh salah satu akun facebook atas nama 'Keyila Putri Anggraini'.
Selang beberapa menit setelah diposting, tulisan itu tak ada lagi di dinding facebooknya alias sudah dihapus.
Tribunsumsel.com sempat membaca dan menyimpan screenshot dari postingan tersebut.
"Viralkan gas gades urang talang berengen namo e susi namo bak e edi namo umak e tatik.
Viralkan, gadis orang Talang Beringin, namanya Susi, nama ayahnya Edi, namanya ibunya Tatik," tulis akun facebook itu.
Selain itu beredar juga tulisan hoaks yang menyebut babi betina tersebut jelmaan seorang gadis berusia 18 tahun.
Namanya Susi atau biasa dipanggil Teteh dengan nama ayah Ari dan nama ibu Tati tinggal di sebuah desa.
Babi yang disebut-sebut jelmaan itu bisa berubah ke wujud manusia kembali bila ayahnya mau bertaubat.
Tribunsumsel.com sengaja tak menyebutkan nama desa yang disebut dalam postingan itu untuk menghindari fitnah.
Cung Huang selaku Kepala Desa dari desa yang disebut dalam postingan itu menyatakan bahwa informasi tersebut tidak benar alias hoaks.
"Itu tidak benar, hoaks, orang itu mau mencemarkan nama baik desa kami," kata Cung Huang dihubungi Rabu (2/9/2020).
Menurut dia, ciri-ciri sesuai identitas yang disebutkan dalam postingan itu tidak ada di desanya.
"Di desa kami ini tidak ada nama Susi berusia 18 tahun, orang itu mengada-ada saja," kata Cung Huang.
Selaku pemerintah desa, pihaknya sudah melaporkan akun facebook yang menyebar hoaks itu ke Kantor Polres Muratara.
Ia berharap masyarakat Kabupaten Muratara tidak mudah percaya dengan postingan dari sosial media.
"Sudah kami laporkan, karena mencemari nama desa kami, kami harapkan masyarakat Muratara tidak percaya hal itu," ujarnya.