Inilah Dua Alasan BJ Habibie Saat Melepas Timor Leste dari Indonesia yang Tak Diketahui Dunia
Setelah lama ngotot ingin berpisah dari Indonesia, Presiden Habibie saat itu akhirnya memutuskan melepas Timor Leste dari pangkuan NKRI.Meski konsek
TRIBUNSUMSEL.COM -- Setelah lama ngotot ingin berpisah dari Indonesia, Presiden Habibie saat itu akhirnya memutuskan melepas Timor Leste dari pangkuan NKRI.
Meski konsekuensi yang diterima sang presiden cukup berat.
Akibat kebijakan itu, BJ Habibie dikecam DPR dan laporan pertanggungjawabannya ditolak senayan.
Timor Leste resmi berpisah dari Indonesia 21 tahun lalu, tepatnya 30 Agustus 2020, Timor Leste memutuskan untuk pisah dari Indonesia dan menjadi negara merdeka.
Salah satu pertanyaan yang kerap muncul terkait lepasnya Timor Timor yang kini bernama Timor Leste, dari Indonesia, adalah tentang alasan BJ Habibie membiarkannya saat itu.
Pada 30 Agustus 1999, hampir 80 persen rakyat Timor Timur memilih berpisah dari Indonesia.
Referendum yang didukung PBB itu, mengakhiri konflik berdarah sekaligus mengakhiri kependudukan mereka sebagai Warga Negara Indonesia.
Memberikan jalan bagi rakyat Timor Leste untuk meraih kemerdekaan.
Dilansir dari AFP via Kompas.com, pendudukan Timor Leste memantik aksi penindakan memilukan selama 24 tahun yang menelan nyawa 250.000 baik karena perang, kelaparan, hingga penyakit.

Namun kegembiraan berubah menjadi duka setelah militer Indonesia dan milisinya menyerbu dengan menghancurkan infrastruktur mereka, serta memaksa ratusan ribu orang mengungsi, dan membunuh 1.400 orang.
Timor Leste, negara yang sebagian besar dari 1,3 juta penduduknya memeluk agama Katolik, baru diakui secara internasional tiga tahun setelah pemungutan suara.
Tidak seperti Indonesia yang dijajah Belanda, negara yang menjajah TimTim adalah Portugal.
Pada 1974, Revolusi Bunga terjadi di Portugal yang menyebabkan distabilitas politik di dalam negeri.
Portugal semakin kewalahan menghadapi pemberontakan di negara-negara jajahan di Afrika.
Masyarakat TimTim memanfaatkan momen tersebut, untuk memproklamirkan berdirinya suatu bangsa yang merdeka melalui pembentukan partai politik.